Lihat ke Halaman Asli

Reyne Raea

Mom Blogger Surabaya

Tentang Tugas Akhir Mahasiswa Berbanding Tugas di Dunia Kerja

Diperbarui: 21 Juli 2019   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

unsplash

Beberapa hari kemarin, viral di beberapa media sosial tentang tugas akhir seorang mahasiswa ITS di Surabaya yang sangat tebal dengan jumlah halaman 3.045 lembar. Sungguh tebal sehingga beratnya mencapai kurang lebih 4 kg.  Dan yang lebih mengagumkan, konon katanya karya tugas akhir setebal itu ditulis hanya dalam jangka waktu kurang dari 1 bulan saja.

Oh ya, fyi karya tersebut seharusnya disebut tugas akhir, bukan skripsi seperti yang dituliskan banyak media online, karena sependek pengetahuan saya, tugas akhir adalah untuk mahasiswa program studi diploma, sedang skripsi adalah sebutan untuk karya ilmiah wajib buat mahasiswa program studi sarjana S1 (cmiiw)

Semua orang terkagum-kagum karenanya, demikian pula saya. Karena mungkin basic pendidikan saya juga seorang anak teknik, terlebih setelah mencari tahu, ternyata pemilik tugas akhir tersebut adalah seorang Mahasiswa dari departemen teknik infrastruktur Sipil, fakultas Vokasi ITS.

Sebagai lulusan teknik Sipil meski beda nasib (alias beda perguruan tinggi) saya makin kagum sekaligus penasaran, apa gerangan isi dari karya tugas akhir sang mahasiswa yang bernama Muharom Gani Irwanda tersebut.

Dan setelah mencari informasi dari beberapa media yang berkesempatan mewawancarai mahasiswa teladan tersebut, ternyata tugas akhir tersebut membahas tentang efisiensi biaya sebuah proyek gedung dengan cara disain struktur yang ekonomis, jadwal pelaksanaan yang tepat serta pemilihan material yang efisien. Setidaknya kira-kira seperti itu isinya.

Dan akhirnya, saya langsung ber "ooo makanya tugas akhirnya tebal!"

Sangat wajar, jika tugas akhir dengan materi seperti itu akan menghasilkan lampiran perhitungan hingga ribuan lembar, secara.. menurut si mahasiswa, dia menghitung ulang disain struktur bangunan gedung 11 lantai, di mana demi menekan anggaran biaya proyek, balok yang dipergunakan memakai balok dengan ukuran yang ekonomis asal memenuhi batas kekuatan yang dibutuhkan.

Saya langsung terbayang, menuliskan satu demi satu rumus perhitungan disain dan volumenya, untuk 1 lantai saja saya rasa butuh kertas ratusan lembar untuk menuliskannya, terlebih yang dihitung ada 11 lantai.

Belum termasuk perhitungan biaya, time schedulle dan sebagainya. Sebagai mantan pekerja di bagian tersebut, saya sangat tahu betapa 'njlimet' dan menantangnya karya tugas akhir tersebut.

Tugas Akhir Mahasiswa Tak Selalu Bisa Di Aplikasikan Pada Tugas Di Dunia Kerja

Namun, di balik rasa salut saya pada ketekunan sang mahasiswa tersebut sehingga bisa menghasilkan karya tugas akhir setebal dan secepat itu, saya sedikit teringat penasaran dengan kesimpulan akhir dari karya tersebut dan apa tanggapan owner maupun  kontraktor yang menbangun gedung tempat si mahasiswa tersebut melakukan penelitiannya.

Karya seperti itu seharusnya menjadi terobosan baru bagi pihak owner maupun kontraktor untuk melakukan efisiensi biaya pelaksanaan proyek, minimal mendatangkan ide buat pihak perusahaan untuk menekan biaya pelaksanaan proyek.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline