Lihat ke Halaman Asli

Reyne Raea

Blogger Influencer Surabaya

Kenali Postpartum Depression pada Diri Seorang Ibu Pasca Melahirkan

Diperbarui: 15 Maret 2019   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : pixabay

Assalamu'alaikum :)

Beberapa waktu lalu, saya menuliskan tentang kecurigaan saya terhadap diri saya yang terkena gejala postpartum depression di blog pribadi saya. Siapa nyana? ternyata tulisan saya tersebut sukses membawa saya ke dalam lingkaran nyata postpartum depression dan sejenisnya.

Iya, karena tulisan tersebut, saya jadi kebanjiran pesan dari beberapa teman, banyak yang begitu peduli pada saya, ada yang menawarkan 'telinga' untuk mendengarkan curhatan saya, jika saya ingin curhat sekadar melepaskan beban di hati. Ada yang mencoba menguatkan saya dengan menceritakan pengalaman mereka melawan depresi, yang lebih dari sekadar postpartum depression.

Ada pula yang menyarankan untuk bergabung dengan beberapa grup sesama penderita postpartum depresion, hingga menyarankan untuk berobat di tenaga yang ahli, semacam psikolog bahkan psikiater.

Baca : Benarkah Saya Terserang Postpartum Depression?

Sebenarnya apa sih postpartum depression itu?

Postpartum depression atau biasa disebut PPD adalah suatu kondisi terganggunya mood (suasana hati) yang terjadi pada seorang ibu pasca melahirkan setelah lewat masa baby blues syndrome.

Postpartum depression sama dengan baby blues syndrome, namun yang membedakan adalah waktu terjadinya.

Jika baby blues terjadi pada ibu yang 3-4 hari hingga 14 hari pasca melahirkan, maka postpartum depression terjadi setelah lewat masa itu dan akan hilang dengan sendirinya saat anak berusia 2 tahun, jika seorang ibu bisa survive dari kondisi PPD yang kadang sangat mengerikan, setidaknya begitu pengalaman saya.

Lalu, apa penyebab postpartum depression?

Menurut teori, PPD biasa disebabkan oleh beberapa kondisi ibu pasca lahiran seperti :

  • Pengaruh hormonal.
  • Tipikal kepribadian ibu tersebut.
  • Usia ibu yang masih sangat muda.
  • Hormon tiroid
  • Perubahan pola kehidupan atau masa transisi dari yang biasa bisa lebih santai, sekarang ada bayi yang menjadi tanggung jawabnya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline