Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat, penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi telah menjadi sebuah keharusan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satu bidang dalam pendidikan yang juga terpengaruh oleh perkembangan ini adalah manajemen bimbingan konseling. Bimbingan konseling merupakan bagian integral dari sistem pendidikan yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi berbagai masalah pribadi, sosial, dan akademis mereka. Proses bimbingan konseling sering kali dilakukan secara langsung antara konselor dan kliren dengan interaksi tatap muka yang intensif. Namun, dengan masuknya era digital dan kebutuhan akan efisiensi dan aksesibilitas yang lebih besar, pendekatan konvensional ini telah bergeser menuju integrasi teknologi informasi dalam manajemen bimbingan konseling.
Dalam teknologi informasi terdapat sistem informasi (Elfi Husda & Wangdra,
2016). Sistem informasi (SI) didefinisikan sebagai hubungan fungsional yang terorganisir atau teratur dan berhubungan dengan bagian-bagian komponen sistem untuk mencapai tujuan sistem. Selain itu, sistem dimaknai dengan himpunan dari berbagai bagian atau elemen yang saling berhubungan secara terorganisasi berdasar fungsi-fungsinya menjadi satu kesatuan. Sedangkan informasi merupakan fakta atau apapun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi. Dalam hal ini, data yang ada merupakan bahan mentah dan data antara yang terinput yang setelah diolah berubah bentuknya menjadi
5
output yang disebut informasi. Sehingga, informasi dimaknai dengan sejumlah data yang telah diolah melalui pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenarannya dan ketercapaiannya sesuai dengan kebutuhan.
Dalam era disrupsi digital, teknologi informasi (TI) memainkan peran penting dalam mengubah sistem dan cara berkomunikasi. Terutama dalam bidang layanan bimbingan konseling, TI telah membawa transformasi signifikan. Berikut adalah beberapa opini terkait penggunaan TI dalam manajemen bimbingan konseling:
1. Cyber Counseling: Layanan bimbingan konseling berbasis digital, yang dikenal sebagai cyber counseling, telah menjadi alternatif yang relevan di era ini. Dalam cyber counseling, konselor dan klien dapat berinteraksi melalui platform online tanpa terbatas oleh batas ruang dan waktu. Penggunaan internet dan media sosial memungkinkan layanan ini berjalan lebih fleksibel.
2. Tantangan dan Peluang: Manajemen layanan bimbingan dan konseling di era digital memiliki tantangan dan peluang. Konselor perlu mengadaptasi diri dengan perkembangan teknologi agar dapat memberikan layanan yang efektif dan profesional.Namun, masih ada kendala terkait profesionalitas yang perlu diperhatian
3. Pemanfaatan Teknologi: Bimbingan dan konseling memanfaatkan teknologi sebagai alat yang memperlancar pekerjaan manusia. Dalam era milenial, pelaksanaan bimbingan konseling semakin memperhitungkan pemanfaatan dari tekhnologi informasi.
Dengan semakin luasnya penggunaan internet dan teknologi, konselor perlu memahami dan memanfaatkan TI secara bijaksana untuk memberikan layanan yang berkualitas. Kesempatan dan tantangan dan kompetimsiterus berkembang bagi konsekr
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H