Lihat ke Halaman Asli

Peningkatan Penggunaan QRIS oleh UMKM di Indonesia: Langkah Menuju Ekonomi Digital yang Inklusif

Diperbarui: 28 Maret 2024   02:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Penggunaan QRIS. (Sumber: Depokpos.com)

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan transformasi digital yang signifikan di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu indikator paling menonjol dari perubahan ini adalah adopsi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai metode pembayaran. QRIS, yang dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI), telah menjadi alat pembayaran yang semakin populer di kalangan UMKM, dengan penggunaan yang meningkat secara dramatis.

Menurut data terbaru dari Bank Indonesia, jumlah pengguna QRIS telah mencapai angka mengesankan 23 juta, dengan mayoritas pengguna merupakan UMKM. Ini menunjukkan peningkatan yang luar biasa, mengingat bahwa pada akhir tahun 2020, QRIS telah tersambung dengan sekitar 5,8 juta pedagang ritel nasional. Peningkatan ini tidak hanya mencerminkan kepercayaan yang tumbuh di antara pelaku UMKM terhadap sistem pembayaran digital, tetapi juga menandakan langkah maju dalam inklusi keuangan di Indonesia.

Ilustrasi Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia. (Sumber: Bisnis.com)

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, menyatakan bahwa peningkatan penggunaan QRIS ini sejalan dengan tujuan inklusi keuangan nasional, yang bertujuan untuk mencapai 90% pada tahun 2024. Dengan QRIS, UMKM dapat menjangkau pelanggan yang lebih luas, mempercepat transaksi, dan mengurangi biaya operasional. Ini juga memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital yang berkembang dan meningkatkan daya saing mereka di pasar.

Selain itu, QRIS telah berperan penting dalam pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Dengan memudahkan transaksi tanpa kontak, QRIS mendukung pedagang untuk terus beroperasi selama pembatasan sosial. Ini juga membantu masyarakat untuk melakukan transaksi dengan aman dan nyaman, tanpa perlu khawatir tentang penyebaran virus melalui uang tunai.

Penggunaan QRIS oleh UMKM juga mencerminkan tren global menuju pembayaran tanpa uang tunai. Dengan smartphone yang kini menjadi alat yang hampir tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, pembayaran digital menjadi pilihan yang praktis dan efisien. QRIS, dengan kemudahan penggunaannya, telah menjadi pilihan yang menarik bagi konsumen dan pedagang sama-sama.

Pengadopsian QRIS oleh UMKM di Indonesia juga didorong oleh inisiatif pemerintah dan Bank Indonesia untuk memperluas infrastruktur pembayaran digital. Program-program edukasi dan kampanye kesadaran telah dilakukan untuk mendorong lebih banyak UMKM untuk beralih ke sistem pembayaran digital. Ini termasuk pelatihan, workshop, dan dukungan teknis untuk memastikan bahwa transisi ke digital dapat dilakukan dengan lancar.

Namun, tantangan masih ada. Meskipun banyak UMKM telah mengadopsi QRIS, masih ada sebagian yang belum terhubung dengan sistem pembayaran digital ini. Hal ini sering kali disebabkan oleh kurangnya akses ke teknologi atau pengetahuan tentang manfaat QRIS. Oleh karena itu, upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga keuangan, dan sektor swasta diperlukan untuk memastikan bahwa semua UMKM dapat memanfaatkan teknologi pembayaran digital.

Ilustrasi Indonesia Pemimpin Ekonomi Digital. (Sumber: LinkedIn.com)

Ke depan, QRIS diharapkan tidak hanya akan terus mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia, tetapi juga akan memainkan peran kunci dalam menciptakan ekosistem ekonomi digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan semakin banyaknya UMKM yang menggunakan QRIS, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemimpin dalam ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline