Lihat ke Halaman Asli

Senja(Ku)

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : www.flickriver.com

Disini hening. Tempat dimana setiap orang mampu menenggelamkan segala ego liar dalam dirinya. Tempat dimana tiada kerusakan lidah yang menjulur tanpa arah. Tempat orang-orang munajatkan beribu, berpuluh ribu, bahkan beratus juta do'a terpanjatkan. Sembari dalam palung hati penuh harap kepada Sang Kuasa. Aku dan serambi masjid. Terlihat olehku rintikan hujan turun dari singgahsananya di atas awan. Ia mengguyur kolam air mancur tepat di tengah serambi masjid yang aku singgahi. Senja telah lenyap. Ditutupi oleh gelapnya awan pekat. Masih ku dengar lantunan ayat-ayat-Nya. Indah nan menyejukkan. Namun entah kenapa hati ini serasa ada yang mengganjal. Apakah karena dosa yang tak sengaja aku perbuat ataukah kelalaian dalam segala sikap yang telah aku ambil ? Hemph... atau jangan-jangan karena pikir tak mampu menerjemahkan titah Tuhan dan terlalu bengal untuk mendengarkannya ? Entahlah... Senja(ku) kini berubah dalam perenungan. Perenungan akan kesalaha yang telah aku perbuat. Tuhan, naungilah aku dalam kesabaran. Lapangkanlah keikhlasanku. Jauhkanlah aku dari segala noda dan dosa dan Tuntunlah aku ke Jalan yang Engkau ridhai. Tanpa-Mu tiadalah aku. Tanpa-Mu lemahlah seluruh kekuatan jiwa, hati, pikir dan ragaku. Tanpa-Mu aku bukan lagi hujan yang mengguyur dan mencintai tanpa mengharap kembali.... [caption id="" align="alignright" width="500" caption="Ilustrasi : www.flickriver.com"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline