Lihat ke Halaman Asli

Reynal Prasetya

TERVERIFIKASI

Broadcaster yang hobi menulis.

Insiden Patah Tulang yang Pantas untuk Dikenang

Diperbarui: 18 Juni 2023   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi patah tangan (sumber: kompas.com)

Pagi ini adalah hari ke 8 dimana saya mengalami peristiwa yang sama sekali tak pernah saya duga akan terjadi dalam hidup saya. Sabtu pekan lalu di suatu malam tatkala saya sedang berlatih sparing silat dengan sesama anggota perguruan yang lebih senior, saya terbanting dengan posisi jatuhan yang menyamping.

Alhasil tulang yang ada di sekitar bahu saya patah dan saya harus mengalami perawatan dari ahli patah tulang.

Bagaimana rasanya? Sedikit syok, tak menyangka dan tak percaya saya bisa mengalami insiden menyakitkan ini, padahal jelang 2 minggu lagi saya akan mengikuti tes terakhir sebelum kemudian saya diwisuda atau (disahkan) sebagai warga (anggota) perguruan silat Setia Hati Terate.

Padahal sebelum melakukan latihan sparing itu, saya terus memanjatkan do'a, meminta perlindungan dan pertolongan agar tidak terjadi apa-apa, namun takdir berkata lain, Allah menghendaki terjadinya insiden ini. Mungkin ada maksud baik dan rencana Allah dibalik musibah ini, begitu pikir saya.

Beruntungnya saya merasa bersyukur dan bahagia, saudara-saudara saya yang lain (anggota perguruan) benar-benar begitu sigap membantu dengan tulus dan ikhlas, dari mulai mengantarkan saya ke ahli patah tulang, hingga mengantarkan saya pulang ke rumah yang jaraknya begitu jauh dari tempat latihan.

Musibah yang tadinya saya pikir akan mengerikan justru menjadi berkah dan hikmah tersendiri bagi saya. Dari situ saya jadi tahu ternyata saya telah memiliki banyak saudara baru yang siap membantu tatkala saya sedang ditimpa musibah.

Dokumen pribadi

Alhamdulilah, ucap saya dalam hati. Mungkin ini memang jalan yang harus saya tempuh untuk menjadi warga SH Terate, latihan yang begitu berat, tekanan mental, jarak tempuh latihan yang berkilo-kilo meter saya tempuh nampaknya tidak sia-sia. Sekarang saya telah menemukan tempat atau habitat dimana seharsunya saya tinggal dan SH terate lah jawabannya.

Apabila harus flashback ke belakang, saya tak menyangka sudah bisa sampai sejauh ini. Berawal dari sabuk polos (hitam), kemudian naik ke merah muda, naik lagi ke hijau dan terakhir dengan rasa haru dan bangga saya bisa mengenakan sabuk putih dimana hanya tinggal 2 bulan lagi pendidikan yang saya tempuh kurang lebih 1 tahun ini pun akan berakhir.

Tapi meski begitu, ini bukanlah akhir dari segalanya, ini justru adalah awal dimana saya mengenal lebih dalam tentang ilmu dan ajaran luhur dari PSHT. Yakni, mendidik manusia yang berbudi luhur tahu benar dan salah serta ikut memayu hayuning bawono. Begitu luhur dan adiluhung ajaran ini sehingga harus saya perjuangkan dengan cara berdarah-darah untuk dapat mempelajarinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline