Lihat ke Halaman Asli

Reynal Prasetya

TERVERIFIKASI

Broadcaster yang hobi menulis.

Tiga Penyebab Indonesia Alami Kekalahan di Final Leg Pertama

Diperbarui: 30 Desember 2021   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Chanathip Songkrasin  berduel dengan Alfeandra Dewangga Santosa . (Foto: AFP/Roslan Rahman via Kompas.com)

"Kali ini Shin Tae-yong tidak sedang di ombang-ambing dari surga ke neraka. Namun nampaknya malam ini STY benar-benar sedang berada ditepian jurang neraka. Melihat timnya alami kekalahan yang cukup telak 4-0 di leg pertama."

Dengan sekejap suporter garuda kehilangan suaranya. Hilang, lenyap bersama kekalahan tim kesayangnya. Hanya rasa kecewa yang mungkin kini sedang dialami oleh para suporter garuda.

Pasalnya tertinggal 4-0 bukanlah perkara mudah bagi timnas Indonesia untuk membalikan keadaan. Thailand bukanlah Singapura apalagi Malaysia. Mereka tampil begitu mulus, brilian seolah tim yang tanpa cela.

Meski bola itu bundar, Berat dan hampir mustahil bagi Indonesia untuk bisa mengejar ketertinggalan tersebut di leg kedua. Lagi-lagi Indonesia butuh keajaiban atau bahkan "tangan Tuhan" untuk dapat keluar dari jurang neraka tersebut.

Mereka yang belakangan mengelu-elukan, bereuforia, memuji, mengagung-agungkan timnas kesayangannya kini tiba-tiba melempem, bahkan berbalik menghujat tatkala tim kesayanganya itu alami kekalahan.

Seolah-olah Indonesia sudah kehilangan kekuatannya. Bahkan pertandingan kali ini mutlak milik timnas Thailand yang bermain dengan rapi, solid, efisien dalam menyerang sehingga lini pertahanan Indonesia berkali-kali digempur habis-habisan hingga kewalahan.

Mungkin nasib baik sedang tidak berpihak pada STY dan anak asuhnya. Mereka justru malah mengalami malapetaka dan seolah hilang daya setelah shock terapy yang diberikan Thailand di awal-awal pertandingan.

Kejadian yang tidak menyenangkan ini tentu bukan perkara mudah untuk diantisipasi oleh STY. Bahkan mungkin ini diluar dugaan bagi STY.

Termasuk bagi para penonton Indonesia sendiri. Ini benar-benar diluar dugaan. Kali ini Alexandre Polking berhasil mematahkan strategi STY. Gaya bermain blitzkrieg anak asuhnya itu ternyata mampu meluluhlantakan timnas Indonesia dengan skor yang sangat menyakitkan.

Tapi bagaimana pun semua sudah terjadi. Skuad garuda pun sudah bekerja keras mengeluarkan segenap kemampuannya. Kita akui kita kalah. Kita tampil dengan performa yang tidak maksimal. Mungkin itu bisa disebabkan beberapa faktor mulai dari fisik atau pun juga mental para pemain.

Namun apabila dilihat dari keseluruhan permainan, setidaknya ada tiga penyebab terbesar mengapa Indonesia alami kekalahan yang sangat telak. Diantaranya sebagai berikut:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline