Pelatih sekaligus manajer timnas Indonesia, Shin Tae-yong (kanan), mengamati anak asuhnya dalam training center di Kroasia. (Sumber: dok PSSI via kompas.com)
Hanya diera kepemimpinan Shin Tae Yong saya tetiba antusias menyimak, menyaksikan, mengamati, sekaligus menikmati bagaimana permainan skuad garuda ketika berlaga dilapangan.
Alasannya sederhana, pertama saya ingin mengetahui sejauh mana perkembangan timnas Indonesia ditangan pelatih baru tersebut.
Kedua saya juga ingin menyaksikan bagaimana kiprah seorang Shin Tae Yong bersama timnas Indonesia.
Apakah dirinya bisa memuaskan atau malah mengecewakan para penonton setia timnas garuda? Kita akan mengetahui jawabannya diakhir laga piala Aff nanti.
Dari sini saya mulai paham peran pelatih dalam sepakbola itu ternyata betul-betul sangat vital. Tidak bisa dianggap remeh. Untuk melakukan lompatan perubahan kita memang memerlukan orang yang bukan hanya matang secara pengalaman, namun juga bisa melihat bakat dan potensi anak asuhnya. Kemudian mampu mengembangkannya menjadi lebih optimal.
Beruntung Indonesia punya STY. Orang yang mempunyai tipikal ngotot dan gigih. Meski kadang dia lebih banyak terlihat kalem tidak pernah grasa-grusu ketika sedang menemani dan mengawasi anak asuhnya berlaga, tapi sebenarnya dia punya watak yang cukup keras dan tegas serta punya determinasi tinggi untuk mewujudkan visinya bersama timnas Indonesia.
Setidaknya hal itu yang saya lihat dalam diri seorang STY. Saya mencoba menggunakan bakat saya dalam membaca karakter manusia pada apa yang terimplementasikan pada anak asuhnya dilapangan.
Itulah kenapa hal terunik yang kita temukan pada saat pertama kali STY menangani timnas Indonesia adalah membenahi fisik dan mental para pemain. Ini benar-benar basic, pondasi utama yang memang perlu dimiliki oleh sebuah tim.
Percuma timnas diisi oleh orang-orang yang berbakat serta mempunyi skill individual yang tinggi, namun memiliki fisik dan mental yang lemah. Maka jelas semua skill dan kehebatan itu menjadi tak berarti.