Lihat ke Halaman Asli

Reynal Prasetya

TERVERIFIKASI

Broadcaster yang hobi menulis.

Apakah Anda Sudah Sangat Mengenal Diri Anda?

Diperbarui: 12 September 2021   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mencoba mengenali diri (Sumber: Shutterstock via kompas.com)

Kalau saya bertanya kepada anda, seberapa kenal dekat kah anda kepada diri anda? Mungkin dengan cepat anda akan menjawab, "Ya saya sangat mengenal diri saya." Tapi apakah benar demikian? Anda bisa membuktikannya sendiri nanti sejauh mana anda mengenal diri anda setelah membaca tulisan ini.

Ini bukan pelajaran pengembangan diri, saya menuliskan ini sebenarnya hanya untuk mengingatkan diri sendiri bahwa ada begitu banyak hal yang mengagumkan dan mengejutkan dalam diri ini yang tidak dimiliki orang lain.

Ada begitu banyak potensi dan mutiara yang terpendam yang selama ini tidak banyak orang tahu, namun saya seringkali mengabaikannya, melupakannya, bahkan menganggap itu bukan hal penting bagi saya.

Mengapa saya mulai memungut dan mengambil kembali mutiara yang saya abaikan itu? Karena itu adalah kekuatan, yang harusnya saya syukuri dan akui jauh-jauh hari, namun saya dulu tidak mengetahui dan menyadarinya.

Saya bukanlah individu yang tumbuh dengan rasa percaya diri yang konstan sejak dulu. Rasa percaya diri saya justru nyaris turun naik menyesuaikan kondisi dan masalah yang saya alami.

Ditambah lagi, saya tumbuh dan dibesarkan oleh orang tua yang memang kurang lihai dalam mengapresiasi, terlalu menekan, mengatur dan mengekang saya atas dasar cinta, sayang dan khawatir anaknya berbuat buruk, ceroboh dan salah.

Akibat konsep pendidikan seperti itu ternyata saya tumbuh menjadi anak yang penakut, tidak berani mencoba hal baru dan mengeksplorasi dunia luar sebagai mana anak sebaya saya.

Saya menjadi pribadi yang tertutup dan tidak mudah bergaul, akibat dari proteksi orangtua saya yang menurut saya terlalu berlebihan diberikan kepada saya waktu itu.

Waktu pun terus berjalan dan kini saya sudah menjelma menjadi manusia yang dewasa, bukan lagi anak-anak, melainkan laki-laki yang bisa berpikir dan mengamati apa yang ada disekitar.

Perlahan saya mulai mengerti, ternyata apa yang orangtua saya lakukan dulu ada gunanya, hasrat untuk berhati-hati dalam berteman dan tidak sembarang bergaul itu ternyata cukup bermanfa'at bagi saya.

Saya akhirnya tumbuh menjadi individu yang sangat selektif dan transaksional dalam pergaulan sosial. Bagi saya berteman tidak lebih dari apa keutungan yang saya ambil? Apa manfa'at yang bisa saya ambil jika saya berteman dan bergaul dengan si A atau si B? Apakah saya kebawa baik atau buruk?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline