Banyak yang belum tahu bahwa memimpin itu sebenarnya merupakan suatu seni. Artinya setiap orang bisa menjadi pemimpin dan mempelajari seni itu agar bisa menancapkan pengaruhnya dalam suatu kelompok, institusi atau lingkungan kerja yang dia pimpin.
Tanpa pengaruh yang kuat, seorang pemimpin mustahil bisa memuluskan tujuan dan kepentingan-kepentingannya. Oleh karena itulah seni kepemimpinan ini perlu dipelajari supaya sebagai seorang pemimpin dia bisa mempunyai pengaruh dan mendapatkan respect dari orang-orang yang dia pimpin.
Satu hal yang perlu Anda ketahui sebagai seorang atau calon pemimpin: memimpin bukan hanya soal mengorganisir, tapi memimpin juga adalah bagaimana cara Anda berhubungan dengan manusia.
Tanpa landasan berpikir yang paling mendasar ini, Anda mustahil bisa menjadi pemimpin yang sukses. Terlebih bagi Anda yang berkecimpung dalam korporasi, maka seni berhubungan dengan manusia ini merupakan kunci sukses kepemimpinan Anda.
Mengapa demikian? Karena manusia itu berbeda dengan robot atau mesin industri. Manusia punya kehendak, watak, sifat, sikap, pemikiran dan karakter yang berbeda-beda. Maka cara pendekatan yang kita gunakan pun tentu berbeda untuk masing-masing individu.
Sebuah mesin atau robot tidak akan komplain atau mengomel pada Anda tatkala Anda tidak memperlakukannya dengan adil. Sebuah mesin atau robot akan menerima saja sekalipun Anda pekerjakan dengan sukarela tanpa perlu dihargai dan diapresiasi, mesin dan robot tidak akan kehilangan semangat dan motivasi selama ada bahan bakar dan energy, tapi bagaimana dengan manusia?
Manusia penuh dengan gejolak emosi, kadang bisa semangat kadang bisa turun motovasi. Semua itu tergantung dari bagaimana Anda memperlakukannya. Sebagai pemimpin seharusnya Anda mengerti apa yang perlu dilakukan dalam mengatasi situasi itu.
Lucunya penulis sebenarnya tidak pernah punya pengalaman menjadi pemimpin, baik itu menjadi Manager, Supervisor atau level Direksi. Bahkan menjadi ketua kelas semasa SD pun belum pernah ia alami. Tapi mengapa penulis sampai begitu ngotot menyampaikan ini?
Alasannya sederhana, meski penulis belum pernah menjadi pemimpin dan belum punya pengalaman memimpin, tapi penulis bisa membedakan mana pemimpin yang sukses dan mana pemimpin yang gagal. Mana pemimpin yang cakap dan mana pemimpin yang gagap, kriteria-kriteria dari kedua tipe pemimpin itu sangat mudah sekali terdeteksi.
Sangat beda sekali dari bagaimana cara keduanya dalam mengorganisir, komunikasi dan berhubungan dengan anggota tim nya.
Salah satu ciri dari pemimpin yang gagap adalah ketika dia hanya bisa memberi perintah namun dia sendiri tidak pernah memberi contoh atau teladan. Sebut saja tipe pertama ini dengan julukan "Bos".