Lihat ke Halaman Asli

Reynal Prasetya

TERVERIFIKASI

Broadcaster yang hobi menulis.

Ah, Kuliah Itu Tidak Penting!

Diperbarui: 5 Maret 2021   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kuliah (Sumber: Thinkstock via kompas.com)

Hahaha, anda pasti terkejut dan penasaran mengklik tulisan ini karena melihat judul yang mungkin cukup membuat anda shock dan jantungan. Saya memang sengaja ingin menuliskan ini, saya sengaja ingin membuat anda marah, emosi, lalu menyiapkan argumen terhebat untuk mendebat tulisan ini. Silahkan dengan senang hati dan penuh keterbukaan saya terbuka dengan kritik, komplain, ataupun sanggahan di kolom komentar.

Namun kali ini anda harus memberi saya kesempatan untuk bersikap sombong, ya saya ingin menuliskan ini searogan-arogannya, sepuas-puasnya, tanpa ada yang perlu diperhalus, atau pun ditutup-tutupi. Semua yang saya tuliskan akan selalu sesuai dengan fakta dan realita dilapangan yang saya temukan.

Saya akan memulai tulisan ini dengan sebuah cerita. Cerita tentang perjalanan hidup saya sendiri.

Sebenarnya, sudah sejak lama saya memimpikan ingin kuliah, bahkan saya pernah tidak sadar kalau saya sebetulnya cukup berbakat dan berpotensi menjadi seorang akademisi.

Saya senang berpikir, merenung dan penasaran dengan segala sesuatu. Saya selalu antusias mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan.

Pertanyaan itu kadang masuk akal, kadang tidak masuk akal, kadang aneh dan kadang mustahil. Namun saya selalu memiliki banyak pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu hal bisa ada atau terjadi.

Bukan hanya bertanya-tanya tentang suatu hal yang bisa dilihat oleh mata, tapi saya juga sering bertanya-tanya tentang sesuatu yang abstrak. Misalnya bagaimana proses jatuh cinta? Atau apa itu firasat atau intuisi?

Lalu mengapa hingga sampai sekarang saya tidak kunjung kuliah? Jawaban tercepatnya adalah karena tidak punya biaya. Saya pikir ini adalah kendala umum yang hampir banyak dialami oleh banyak orang. Dan saya memang tidak sedang beralasan. Keadaan ekonomi keluarga yang kurang memadai dan kemampuan finansial saya yang sejak dulu kurang mempuni, akhirnya membuat saya tidak pernah berkuliah. Sedih ya?

Tapi meski saya tidak pernah mengenyam bangku perkuliahan, saya berani bertarung kemampuan berpikir, berfilsafat dan berlogika dengan mereka yang berkuliah, dengan catatan masih satu angkatan, seumuran atau masih sebaya dengan saya.

Atau enggak usah jauh-jauh, tidak perlu tarung kemampuan berlogika, kita tarung nulis aja deh. Nulis artikel ringan seperti ini saja, tidak usah yang berat-berat.

Kenapa saya sampai sesumbar seperti ini, seolah-olah saya lebih mampu dan meremehkan mereka yang berkuliah? Karena buktinya, masih banyak dari mereka yang meskipun berkuliah dan bergumul di kampus, tetap saja tidak meningkatkan kemampuan berpikir atau berliterasi mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline