Lihat ke Halaman Asli

Reynal Prasetya

TERVERIFIKASI

Broadcaster yang hobi menulis.

Kiat Menyembuhkan Luka Batin dan Mengangkat "Racun" Didalam Diri

Diperbarui: 4 Desember 2020   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi galau karena sakit hati (Sumber: pixabay.com/Free-Photoss/9088 images)

Sebagai penulis kita harus kreatif, karena ide tulisan tidak hanya muncul dari brainstorming atau mengikuti trend terkini. Ide tulisan bahkan bisa muncul dari keresahan dan pengalaman pribadi.

Kita bisa membuat orang bahagia dengan menuliskan kebahagiaan, kita juga tidak dilarang untuk menuliskan kesedihan. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita mengemas ide tersebut menjadi tulisan yang menarik dan bermanfa'at bagi pembaca.

Itulah yang akan saya lakukan dalam tulisan kali ini. Seperti kata peribahasa: Sambil menyelam minum air, atau Sekali merengkuh dayung dua tiga pula terlampaui. Jadi, anggap saja tulisan ini sebagai curhatan sekaligus berbagi pengetahuan dan pengalaman pribadi.

Oke, kita mulai ya....

Pernahkah anda merasa tersakiti? Entah itu oleh teman, pasangan, keluarga, tetangga, atau saudara, baik secara disengaja maupun tidak disengaja?

Saya pikir hampir sebagian dari kita pernah atau bahkan sering merasa tersakiti. Sebabnya bisa bermacam-macam, bisa karena dihina, direndahkan, dicaci maki, ditipu, di olok-olok, di khianati, diselingkuhi, di fitnah, bahkan mungkin diteror oleh orang yang tidak kenal.

Levelnya pun bermacam-macam, ada yang hanya sekedar tersinggung, ada yang hanya sekedar marah, bahkan ada yang sudah sakit hati berat berujung dendam karena belum bisa menerima perlakuan dari orang yang sudah menyakiti itu.

Apa yang biasanya anda lakukan ketika dalam kondisi "sakit" tersebut? Apakah anda balik membalas perlakuan orang yang menyakiti anda? Apakah anda "mencuekan" si pelaku lalu berusaha menghibur diri? Atau anda malah membiarkan luka itu semakin parah sambil berharap si pelaku sadar dan meminta ma'af?

Beda orang, beda situasi, pasti beda pula cara bereaksi dan merespon setiap kejadian. Ada yang langsung bergegas membalas karena tidak bisa menerima, ada yang diam saja, atau ada juga yang ikhlas dan menerima kejadian itu sebagai pelajaran.

Sebagai manusia normal tentu saja rasanya akan sangat sulit bisa ikhlas dan menerima setiap kejadian buruk yang datang menimpa kita. Kadangkala kita berusaha mengindari dan menyangkal peristiwa itu seharusnya tidak terjadi. 

Atau satu kebiasaan umum yang biasanya sering dilakukan adalah melempar kesalahan itu kepada orang lain dan mengkambinghitamkan sesuatu atas apa yang sudah terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline