Secara definitif cerdas berarti sempurna perkembangan akal budinya untuk digunakan berpikir, mengerti, memahami dan sebagainya.
Dalam lingkup yang lebih luas, kecerdasan juga sering ditandai dengan kemampuan seseorang dalam mencerna sesuatu yang rumit, ketangkasan dalam memproses data dan mengolah informasi, hingga kemampuan memecahkan dan menyederhanakan masalah.
Kecerdasan rupanya cukup abstrak dan memiliki ragam definisi. Sehingga kecerdasan tidak hanya cukup diukur berdasarkan nilai IQ seseorang.
Bahkan seorang pakar Multiple Intelligences Howard Gardner mengelompokkan kecerdasan kedalam 8 jenis.
Di antaranya adalah kecerdasan linguistik, kecerdasan logika atau matematika, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan musikal, kecerdasan spasial, kecerdasan gerak atau kinestetik dan kecerdasan naturalis.
Namun kali ini kita tidak akan membahas terlalu jauh kedelapan jenis kecerdasan tersebut, karena yang menjadi inti dari tulisan ini adalah bagaimana kita dapat dengan mudah mengukur sejauh mana tingkat kecerdasan seseorang.
Kita tidak perlu menjadi seorang psikolog, ataupun seorang ilmuwan neurosains untuk dapat mengetahui isi otak dan kecerdasan seseorang, kita tidak memerlukan keahlian atau alat khusus untuk menyingkap apa yang ada di dalam kepala seseorang.
Karena, kecerdasan seseorang bisa dengan mudah terlihat dari bagaimana cara ia bertanya. Kecerdasan seseorang tidak hanya dinilai dari bagaimana ia bisa menjawab pertanyaan dengan mudah dan lugas, kecerdasan seseorang juga diukur dari kualitas pertanyaan yang ia ajukan.
Ketika seseorang senang dan sering bertanya, itu merupakan indikasi rasa penasaran dan rasa ingin tahu tentang sesuatu hal. Namun umumnya masyarakat kita malah menganggap orang yang banyak tanya, sama dengan orang yang bodoh.
Padahal kenyataannya tidak seperti itu, memang kita sulit membedakan antara orang yang banyak tanya karena ia punya rasa ingin tahu yang tinggi, dengan orang yang banyak tanya karena memang ia sulit mencerna sesuatu hal (konsep, materi atau pelajaran).
Tidak sulit kok membedakan keduanya, karena semakin berkualitas pertanyaannya, semakin berkualitas juga jawaban yang didapat. Ketika pertanyaannya salah, keliru, atau kurang tepat, ya tentu saja jawaban akan selalu mengikuti pertanyaan.