Lihat ke Halaman Asli

Reynal Prasetya

TERVERIFIKASI

Broadcaster yang hobi menulis.

Kisah Heroik dr. Handoko yang Menginspirasi

Diperbarui: 22 Maret 2020   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dr. Handoko Gunawan Sp.P (Sumber : minews.id)

Awalnya saya tidak begitu mengenal Dokter Handoko, lalu ketika tiba-tiba namanya menjadi pemberitaan di televisi, dan ramai menjadi buah bibir di media sosial, sontak saya pun mulai penasaran dengan sosok dokter yang mendadak viral itu.

Dalam laman konsula.com tertulis nama lengkap beserta gelarnya yaitu, dr. Handoko Gunawan, Sp.P. Seorang pulmunologist atau dokter spesialis paru yang telah lama mendedikasikan dirinya di dunia medis selama kurang lebih 39 tahun.

Perjalanannya menjadi seorang dokter dimulai ketika ia lulus dari Universitas Indonesia menjadi seorang sarjana kedokteran pada tahun 1963. Setelah itu pada tahun 1965 ia lulus di kedokteran umum dengan gelar (dr). 

Kemudian masih di perguruan tinggi yang sama, ia melanjutkan pendidikan spesialisasinya memilih pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) dan lulus pada tahun 1981.

Dokter yang sehari-hari nya bekerja di RS Graha Kedoya dan RS Pantai Indah Kapuk ini juga tercatat sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tak heran bila beliau terlibat dalam satgas penanganan covid-19.

"Dokter Handoko", begitu sapaan warganet. Namanya mulai di kenal publik, pasca seseorang dengan nama akun Facebook Noviana Kusumawardhani membagikan tulisannya mengenai Dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut.

(Sumber : Screenshot dari unggahan akun Facebook Noviana Kusumawardhani)

Tidak sedikit warganet yang menaruh simpati dan rasa kagum kepada dokter Handoko. Karena semangat, dedikasi, tekad, dan mentalnya yang luar biasa.

Ajaib nya, di usianya yang sudah tidak lagi muda, fisik nya yang sudah terlihat renta, beliau masih mempunyai semangat yang menyala-nyala.

Beliau adalah seorang dokter yang berhati mulia, rela menempatkan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi. Bahkan beliau rela mati demi berjuang atas nama kemanusiaan.

Yang penting bisa beramal dan berkontribusi untuk orang banyak. Toh kalaupun mati, tidak akan meninggalkan penyesalan. Begitu mungkin pikirnya.

Bahkan sempat tersiar kabar, beberapa hari yang lalu beliau sempat jatuh sakit, karena kelelahan bekerja dan sesak nafas. Namun kabar terbaru menyampaikan bahwa kini kondisinya sudah membaik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline