Keberuntungan tidak selalu identik dengan terwujud nya keinginan. Kadangkala keinginan yang tidak terwujud bisa jadi merupakan suatu keberuntungan dalam wujud yang berbeda
Sebagai seorang yang pernah menjadi calon member dan hampir ketipu, menjadi korban atas penipuan investasi bodong sudah pasti merupakan pukulan telak dan kenyataan pahit yang tidak mudah untuk diterima.
Hal itu yang kemungkinan tengah di alami oleh para member MeMiles saat ini.
MeMiles memang bukan satu-satunya kasus penipuan baru yang berkedok investasi. MeMiles hanyalah bagian kecil dari banyaknya kasus investasi bodong yang berhasil terungkap dalam lima tahun terakhir.
Masih ingat dengan kasus Investasi bodong Pandawa Group pada tahun 2016 silam?
Kalau saya masih ingat betul, karena memang ada yang menawari bergabung untuk menjadi member Pandawa Group. Untung saja, pada waktu itu saya berhasil lolos dari tipu daya investasi bodong tersebut.
Pandawa Group sendiri didirikan oleh Salman Nuryanto pada tahun 2015 dengan menggunakan kedok Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
Sebelum mendirikan koperasi, ia mengaku sering meminjam modal ke koperasi. Ia akhirnya memutuskan untuk mendirikan koperasi sendiri dengan modal awal Rp 10 juta, dan kemudian mulai memberikan pinjaman kepada para pedagang.
Awalnya Nuryanto hanya berprofesi sebagai pedagang bubur ayam.Nuryanto memberikan imbal hasil atau keuntungan kepada mereka yang menanamkan uang nya sebesar 10% per bulan.
Dengan hasil keuntungan yang ditawarkan sebesar itu, tentu saja banyak masyarakat yang mulai tergiur dan tertarik untuk menitipkan uangnya kepada Nuryanto.
Cukup hanya dengan menanam modal awal sebesar Rp 1 Juta, maka otomatis setiap para member akan mendapatkan profit sebesar 10% (Rp 100.000) setiap bulan nya. Hanya tinggal duduk manis, tanpa harus bekerja keras dan bersusah payah.