Lihat ke Halaman Asli

Ekslusivisme dalam Kehidupan Kelompok Sosial Modern

Diperbarui: 10 September 2018   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Eksklusivisme adalah paham yang mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat. Ciri-ciri orang yang menganut eksklusivisme, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi dan memiliki kecenderungan untuk memisahkan diri dengan sikap khusus yang disepakati dalam kelompok.

Eksklusivisme dapat memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif eksklusivisme, yaitu masyarakat dapat tetap mempertahankan kebudayaan kelompoknya karena menganggap kelompoknya yang paling baik dan wajib dipertahankan, mampu membedakan dirinya dengan orang lain, serta tidak mudah terbawa oleh kelompok lain sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dari eksklusivisme, yaitu membuat seseorang menganggap kepentingan kelompok sendiri menjadi satu-satunya hal yang penting, tertutup pada pengaruh budaya lain sehingga sangat sulit melakukan berbagai perubahan yang bersifat progresif, serta dapat memecah belah persatuan.

Beberapa contoh kasus masyarakat yang menganut konsep eksklusif dan biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari dimana terdapat satu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang hanya mau berteman dengan orang yang dianggap kaya, keren, atau orang yang memiliki status sosial yang tinggi.

Faktor-faktor yang menyebabkan eksklusivisme adalah faktor kecemburuan sosial, perbedaan status dan peran sosial, merasa kelompok sendiri adalah kelompok yang paling baik.

Cara untuk mengurangi eksklusivisme ialah mencoba berbaur dengan sesama yang memiliki perbedaan dengan kita, tidak menyepelekan orang lain dan tidak menganggap kelompok sendiri yang paling baik dan benar. Contoh sikap eksklusivisme: Suatu budaya terpencil memisahkan diri dari masyarakat karena mereka tidak mau budaya mereka terpengaruh dengan budaya yang sedang berkembang sehingga mereka lebih memilih untuk memisahkan diri dari masyarakat agar budaya mereka yang mereka percayai tidak berubah atau tidak terpengaruh dengan budaya yang baru karena mereka sudah menganggap peraturan dari budaya mereka sudah baik dan harus dilaksanakan. Dengan alasan demikianlah mereka memisahkan diri dari masyarakat.

***

#Smd04092018

#Reynaldo&Juliever

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline