Lihat ke Halaman Asli

Papua dalam Pandangan Prabowo dan Jokowi

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pelaksanaan Pilpres 2014 semakin dekat. Waktu bagi rakyat untuk menentukan pilihannya semakin sempit. Sebagian besar masyakarat sudah memiliki pilihan yang mantap, sebagian masih bimbang, namun terdapat pula masyarakat yang memilih sikap politik untuk tidak memilih alias Golput. Di beberapa kasus terdapat masyarakat yang memilih untuk menolak Pilpres 2014.

Fenomena menolak Pilpres atau yang lebih populer boikot Pilpres muncul di beberapa daerah, termasuk sebagian kecil rakyat Papua. Mereka boikot karena merasa Pilpres tidak memiliki hubungan langsung dengan kebutuhan hidup mereka. Dalam pandangannya, siapapun presidennya tidak akan mampu menjawab aspirasi mereka. Gerakan boikot Pilpres tersebut muncul dari rakyat Papua yang memperjuangkan kemerdekaan Papua.

Tidak hanya pada Pilpres, aksi boikot Pemilu di Papua sudah dikampanyekan sejak Pemilu Legislatif 2014. Namun faktanya angka partisipasi rakyat masih terbilang tinggi. Di Papua, dari DPT yang berjumlah 3.203.371 terdapat 2.963.280 suara sah. Artinya tingkat partisipasi mencapai 92 %.Demikian pula di Papua Barat, partisipasi masyarakat dalam Pemilu relatif sama dengan Papua. Artinya masih terdapat 90% rakyat Papua yang memilih untuk berperan serta dalam proses Pemilu. Sehingga diperkirakan partisipasi tersebut akan bertambah dalam Pilpres 2014, mengingat rakyat akan menentukan pemimpin negara tertinggi.

Oleh karena itu, sebagai rakyat Papua, saya memiliki kewajiban untuk memberikan wawasan kepada sesama warga Papua khususnya generasi muda Papua untuk berpikir kritis terhadap kedua calon Presiden. Paska debat Capres yang diadakan 15 Juni 2014, kita perlu menyimak bagaimana pandangan Prabowo dan Jokowi terhadap permasalahan Papua. Dalam hemat saya, kedua Capres tersebut ternyata dengan sangat mengejutkan memberikan perhatian besar bagi rakyat Papua.

Prabowo dengan konsep besarnya yang ingin menyelematkan kekayaan alam Indonesia agar lebih maksimal dipergunakan guna kemakmuran rakyat Indonesia pastinya memiliki kesadaran tinggi akan realita di Papua. Bahwa kekayaan alam di Papua sangat besar, namun justru dinikmati perusahaan dari Amerika Serikat seperti Freeport, dari Inggris dengan berbagai tambang minyaknya, China dengan tambang gas. Tentunya langkah besar yang akan diambil oleh Prabowo untuk menyelematkan kekayaan alam dari Indonesia merupakan aspirasi yang telah lama disuarakan rakyat Papua. Prabowo memberikan jawaban atas kenyataan rakyat Papua yang miskin ditengah kekayaan alam yang melimpah. Jika misi besar menyelematkan kekayaan alam Indonesia, khususnya Papua berhasil dijalankan oleh Prabowo, maka rakyat Papua akan dapat tersenyum dengan kekayaan akan emasnya, minyaknya, gas, dan kekayaan alam lainnya termasuk hutan dan potensi pertanian.

Disisi lain, pandangan yang disampaikan oleh Jokowi juga memberikan perhatian khusus kepada daerah-daerah yang jauh dari pusat pemerintahan seperti Papua. Konsep “tol laut” yang akan menghubungkan daratan di Indonesia diharapkan mampu memangkas biaya distribusi. Solusi itu mungkin akan dapat menjawab permasalahan selama ini di Papua, dimana harga barang-barang yang melambung tinggi di Papua karena mahalnya biaya distribusi dari produsen hingga sampai ke rakyat Papua. Jokowi secara spesifik menyatakan kegamangannya melihat mahalnya harga semen di Papua jika dibandingkan dengan harga di Jawa.

Sehingga secara garis besar, kedua Capres tersebut memiliki perhatian lebih kepada Papua dalam visi-misi perekonomiannya. Pandangan kedua Capres dalam bidang ekonominya tersebut dinilai sangat penting karena akan menjadi tumpuan bagi rakyat Papua ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline