Lihat ke Halaman Asli

Mengejutkan: Rakyat Papua Tidak Menginginkan Referendum

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bertepatan dengan 9 Juli 2014, di tengah pelaksanaan pemungutan suara Pilpres 2014, KNPB mengklaim berhasil melakukan simulasi referendum di beberapa wilayah Papua. Simulasi referendum tersebut dilakukan dengan memberikan pilihan bagi peserta untuk memilih Papua tetap dibawah NKRI atau merdeka menjadi negara Papua. Sebuah klaim yang mencengangkan dari KNPB menyebutkan bahwa rakyat Papua sebagian besar memilih untuk merdeka lepas dari NKRI.

Sebagai orang Papua yang sudah menempuh pendidikan tinggi, tentunya saya harus bersikap kritis terhadap sebuah perkembangan monumental yang dilakukan rekan-rekan dari KNPB tersebut. Jika benar klaim tersebut , maka sebuah perubahan besar bisa saja terjadi di Papua dalam waktu dekat.

Pelaksanaan simulasi referendum yang bertepatan dengan pemungutan suara Pilpres perlu disandingkan hasilnya untuk melihat secara objektif bagaimana aspirasi sebenarnya yang dimiliki rakyat Papua. Kesimpulan yang bisa saya tarik cukup mengecewakan bagi saya pribadi. Klaim yang disampaikan KNPB tentang keberhasilannya tidaklah benar. Walaupun sudah sejak beberapa tahun sebelumnya KNPB melakukan kampanye bahwa rakyat Papua perlu melakukan referendum untuk menentukan nasib rakyat Papua, ternyata tidak diapresiasi oleh rakyat Papua karena diikuti oleh massa dalam jumlah yang sangat kecil dan tidak layak dijadikan sample mewakili suara rakyat Papua.

Disisi lain, gegap gempita pelaksanaan Pilpres 2014 di Papua dirayakan dengan gembira oleh sebagian besar raykat Papua. Pilpres di Papua sukses besar, karena partisipasi rakyat Papua untuk mencoblos cukup tinggi. Tingkat partisipasi yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa rakyat Papua lebih memilih untuk mendukung program pemerintah untuk memajukan demokrasi di Indonesia khususnya Papua daripada terlibat dengan aksi simulasi referendum yang dilakukan oleh KNPB.

Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, untuk provinsi Papua sebanyak 2.792.867 menggunakan suaranya dari 3.237.326 DPT yang ada. Artinya tingkat partisipasinya mencapai 86,2 %. Sementara di Provinsi Papua Barat tingkat partisipasi mencapai 74,4%, yang artinya terdapat 532.907 pemilih yang menggunakan suaranya dari 715.461 jumlah DPT di Papua Barat. Tingkat partisipasi di kedua Provinsi tersebut berada diatas rata-rata tingkat partisipasi Pilpres secara nasional sebesar 70%.

Dengan melihat tingginya partispasi politik rakyat Papua dan Papua Barat sudah dapat menjadi landasan berpikir, bahwa rakyat Papua lebih mendukung program Pemerintah Indonesia daripada terhasut oleh ajakan KNPB untuk menolak Pilpres dan mengikuti simulasi referendum.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline