Lihat ke Halaman Asli

Reynaldi Arya

Mahasiswa Universitas Airlangga

Inflasi AS Semakin Menguat, Indonesia Harus Waspada!

Diperbarui: 14 Juni 2022   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam beberapa tahun terakhir ekonomi global dunia dikejutkan dengan berita inflasi AS yang terus meningkat. Pada tahun 2021 lalu, Amerika Serikat merilis informasi bahwa negaranya mengalami inflasi sebesar 7%. Kemudian, di tahun ini mengalami pecah rekor menjadi 8,6% pada bulan Mei dan tidak mengalami kondisi landai hingga bulan Juni.

Secara umum, Inflasi yang biasa terjadi di negara maju disebabkan oleh harga makanan dan energi yang terus naik. Hal ini disampaikan oleh Putu Agus Pansuamitra dalam channel youtube CNBC Indonesia, Selasa (13/6/2022).

"Inflasi AS yang terjadi saat ini adalah inflasi yang didalamnya memasukkan item energi dan makanan. Sedangkan inflasi inti yang didalamnya tidak memasukkan item energi dan makanan justru mengalami penurunan selama 2 bulan terakhir",  ujar Putu Agus Pansuamitra.

Terjadinya inflasi besar-besaran di negara adidaya ini tentunya akan membawa dampak terhadap perekonomian di berbagai negara, salah satunya Indonesia yang juga merasakan dampak pada berbagai sektor ekonomi sehingga bisa menggangu kesejahteraan masyarakat.

"Dampak inflasi AS di Indonesia yang sudah sangat dirasakan pada pasal finansial yang mana nilai tukar rupiah mengalami kemerosotan hingga mencapai 0.88% dan dampaknya juga mulai dirasakan pada pasar SBN serta beberapa sektor ekonomi lainnya", ujarnya.

Namun researcher CNBC Indonesia tersebut juga mengkhawatirkan dampak inflasi terhadap perekonomian Indonesia. Apalagi ditakutkan akan ada imported inflation yang tentu akan berpengaruh terhadap Indonesia.

Tak hanya itu, jika tingkat inflasi Indonesia juga mengikuti tingkat inflasi AS saat ini, maka bisa dipastikan bahwa inflasi di Indonesia akan semakin meningkat dan melebihi batas yang ditentukan oleh Bank Indonesia.

"Dampak inflasi AS terhadap perekonomian Indonesia belum terasa saat ini, tetapi kemungkinan untuk terjadi di masa yang akan datang juga cukup besar. Apalagi jika didukung dengan meningkatnya inflasi di Indonesia yang melebihi batas BI yaitu 2% hingga 4%", imbuhnya.

Saat ini, Indonesia sedang berjuang untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya inflasi sebagai akibat inflasi AS saat ini. Mengingat bahwa saat ini inflasi Indonesia mencapai lebih dari 3%. Angka yang cukup mengkhawatirkan di tengah memanasnya perekonomian dunia saat ini.

Untuk itu, pemerintah dan Bank Indonesia kemudian membuat kebijakan dalam beberapa waktu terakhir agar bisa meminimalisir dampak negatif inflasi besar-besaran yang sedang terjadi.

"Inflasi Indonesia saat ini masih dalam kategori tetap terjaga tanpa melewati batas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hal ini tentu juga diakibatkan oleh kebijakan pemerintah untuk menambah subsidi BBM, pertalite, dan gas 3 kg dalam beberapa waktu terakhir untuk tidak dinaikkan diharapkan akan mampu mengontrol inflasi agar tidak naik", tuturnya pada reporter CNBC.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline