Padang memiliki cukup banyak objek wisata yang bisa dinikmati oleh orang-orang penikmat keindahan. Hari ini, Kamis 17 November 2022, saya melakukan perjalanan ke tempat yang memiliki sejarah cukup dikenal masyarakat yaitu kampung China dan jembatan Siti Nurbaya. Perjalanan saya mulai dari kampung China , Jl. Kelenteng, Kp. Pd., Kec. Padang Sel., Kota Padang, Sumatera Barat 25134 .
Dengan menggunakan Transportasi Online saya menempuh jarak yang bisa dibilang cukup jauh sekitar 30 menit dari kos tempat tinggal saya, perjalanan saya mulai dengan cuaca yang mendung dan gerimis mengingat di Padang sedang musim hujan dari beberapa hari yang lalu. Sesampainya disana saya sedikit mengalami kebingungan karena terlihat sangat sunyi , pintu-pintu rumah masih tertutup.
Waktu pengunjung kampung China
Setelah mengalami kebingungan yang cukup lama , saya bertemu dengan salah satu penduduk di sana bernama Bapak Aji Caniago, beliau yang memperbolehkan saya mengambil beberapa foto bangunan yang ada didepan saya.
Setelah mengambil beberapa foto saya dan bapak Aji Caniago berbincang-bincang sebentar, kata beliau tempat ini terbuka untuk umum , jika ada pintu dari salah satu rumah terbuka boleh minta izin dan pasti diizinkan.
Untuk waktu kunjungan sendiri sekitar jam 12 siang atau jam 2 siang , dan kebetulan saya berkunjung jam 4 , oleh karena itu bangunan tersebut terlihat sepi. Yang uniknya lagi di setiap bangunan tersebut terdapat tulisan himpunan keluarga misalnya himpunan keluarga Tjo Kwa, himpunan keluarga Tan, dan lainnya .
Setelah bertanya pada bapak Aji Caniago, belia mengatakan bahwa itu merupakan rumah keluarga besar seperti di Minangkabau misalnya Caniago, Koto , Piliang.
Bangunan yang tinggi dan besar serta ukiran dan model rumah yang indah membuat saya tidak bosan untuk sekedar melihat dan mengabadikan momen disana. Setiap rumah terlihat ada patung singa yang ada kala berwarna putih atau hitam dan setiap rumah berwarna merah dengan tulisan China didepan pintu serta lampu lampion yang digantung diatasnya.
Dapat diketahui bahwa kampung China ini merupakan sebuah kampung homogen dari etnis Tionghoa, dikatakan bahwa kampung ini sudah ada sejak zaman Belanda. Masyarakat Tionghoa yang mula-mulanya berdagang ke Indonesia memutuskan membuat sebuah perkampungan. Perlahan-lahan mulai terintegrasi dengan kehidupan masyarakat setempat.
Tempat peribadatan dan aturannya