Diabetes merupakan penyakit yang tidak hanya menyerang para orang tua, namun dapat juga terjadi pada seseorang dengan usia muda seperti para remaja dan anak anak di Indonesia.
Biasanya penyebab timbulnya diabetes pada remaja disebabkan oleh faktor keturunan ataupun adanya gangguan fungsi pankreas.
Ataupun yang kini sering dijumpai yaitu konsumsi makanan atau minuman manis secara berlebihan. kasus diabetes pada anak kian meningkat sejak pandemi. Hal itu disebabkan oleh kurangnya aktivitas yang mendorong anak-anak banyak berolahraga serta pola makan yang tidak teratur.
Sementara itu, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, dua dari tiga remaja berusia 5-19 tahun mengonsumsi minuman berpemanis sekali sehari atau lebih. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013, anjuran konsumsi gula tambah per orang per hari adalah sebesar 50 gram atau setara dengan empat sendok makan.
Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebelumnya mengumumkan data yang menunjukkan bahwa prevalensi anak penderita diabetes meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023 dibanding pada tahun 2010. Menurut Diah, data itu menggambarkan situasi "yang sangat mengkhawatirkan" bahwa anak-anak "telah mengadopsi pola hidup tidak sehat", salah satunya akibat konsumsi makanan dengan kandungan gula yang tinggi.
IDAI mencatat terdapat 1.645 anak di Indonesia yang menderita diabetes pada Januari 2023, di mana prevalensinya sebesar 2 kasus per 100.000 anak. Hampir 60% penderitanya adalah anak perempuan. Sedangkan berdasarkan usianya, sebanyak 46% berusia 10-14 tahun, dan 31% berusia 14 tahun ke atas. Data itu berasal dari 15 kota di Indonesia, dan paling banyak berasal dari Jakarta serta Surabaya.
Menurut Dokter anak subspesialis endokrinologi Jose R.L Batubara, Penyakit Diabetes baik pada orang dewasa meupun anak - anak, tidak bisa disembuhkan. "Tapi bisa dikontrol dengan obat. (Diabetes) bisa terkontrol asal bisa ikut aturan, perawatan dari Dokter," kata Jose. Mengutip CNN Indonesia, Rabu (8/2/2023).
Terkait tingginya angka diabetes pada anak, Kementerian Kesehatan menyatakan kebijakan yang dilakukan sejauh ini adalah mengedukasi para orang tua untuk memahami informasi label nilai gizi pada bahan pangan dan minuman kemasan serta siap saji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H