Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda beda tetapi tetap satu jua semakin menunjukkan keanekaragaman suku, budaya, dan agama yang membentang luas dari Sabang sampai Merauke.
Menurut Mahdayani keanekaragaman yang ada di Indonesia dapat diibaratkan seperti jari tangan manusia terdiri atas lima jari yang berbeda, namun semuanya bekerja sama dan saling melengkapi. Keanekaragaman ini harus dibayar dengan ancaman konflik, radikalisme, dan disintegrasi yang sebagian besar disebabkan oleh primordialisme.
Secara tidak sadar warga Indonesia nyatanya terus meningkatkan ikatan-ikatan yang
bertabiat primordial, ialah loyalitas kelewatan yang mengutamakan ataupun menonjolkan
kepentingan sesuatu kelompok agama, ras, wilayah, ataupun keluarga tertentu. Perihal ini dapat
dilihat dalam bidang politik yang berpihak pada satu sisi. Dalam primordialisme politik ada 4
nilai yang dapat dibahas ialah etnisitas, politik kekerabatan, status sosial, serta etnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H