Lihat ke Halaman Asli

Reynata A

Mahasiswa

Kemampuan Akademik Anak Tidak Baik? Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Berikan Rahasianya

Diperbarui: 13 Agustus 2022   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Sejak jaman dahulu kepintaran seorang anak selalu dinilai dari bagaimana nilai yang ia miliki dan kemampuannya jika dibandingkan dengan anak lainnya. Banyak anak-anak yang dituntut oleh orang tuanya sendiri untuk meraih standar-standar akademis tertentu yang ditetapkan oleh orang tuanya yang justru terkadang membebani sang anak untuk dapat berprestasi dalam bidang akademis. Namun sayangnya, masih banyak orang tua yang menuntut tanpa tahu, bahkan mencari tahu bagaimana keadaan anaknya. Apakah anaknya memang mampu atau bahkan mungkin anaknya mengalami suatu kondisi tertentu. Tidak banyak orang tua yang tahu bahwa prestasi dan kemampuan akademis anak bisa saja dipengaruhi oleh kondisi psikologi stertentu yang cukup serius dan memang harus mendapatkan penanganan profesional.

Bertepatan dengan berkumpulnya para bapak dan ibu dari RT.02 RW.08 Kelurahan Sembungharjo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang dalam acara senam sehat jantung dan pemeriksaan kesehatan pada 7 Agustus 2022, melaksanakan sebuah kegiatan dari TIM II KKN Undip Kelurahan Sembungharjo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang bertajuk "Mari Mengenal Kesulitan Belajar pada Anak". Program kerja ini merupakan sebuah edukasi mengenai jenis-jenis gangguan kesulitan belajar melalui pemaparan materi sekaligus pembagian pamflet. Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang hadir pada acara tersebut nampak cukup tertarik dengan informasi yang diberikan. Terlihat pamflet dibaca dengan seksama oleh beberapa orang tua disana dan terdapat pula yang mengajukan pertanyaan berdasarkan rasa penasaran akan kondisi yang telah dijelaskan sebelumnya.

Dokpri

Pelaksanaan program kerja ini oleh Mahasiswa KKN Undip karena rata-rata orang tua merupakan pekerja, dimana biasanya orang tua yang merupakan seorang pekerja akan memiliki beban pikiran yang lebih banyak dan mungkin saja luput memberi perhatian pada kondisi yang dialami anak-anaknya. Kegiatan psikoedukais ini merupakan sebuah langkah preventif agar tidak terjadinya kesalahan penanganan terhadap anak-anak yang memang mengalami gangguan kesulitan belajar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline