Lihat ke Halaman Asli

Hari Gini Masih Nyontek?

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Akhirnya perjalanan UAS-ku  pun berakhir dengan kebahagian. Tapi tetap saja masih ada sedikit rasa kecewa yang kualami. Bukan karena aku tak mampu mengerjakan soal-soal yang diberikan, tetapi karena tingkah laku beberapa temanku yang membuatku merasa terganggu dengan sikap mereka yang dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan membuka traktat atau kerennya di sebut dengan nyontek. Peristiwa itu berulang kali terjadi selama pekan ujian berlangsung. Tanpa rasa bersalah sekelompok anak muda itu terus melakukan aktifitas mereka. Pengalaman dalam ruang kuliah terus ku bawa kembali rumah. Aku mulai bertanya dalam diri tentang sikap anak-anak itu yang sudah mengotori wajah mereka dihadapanku. Mereka bagaikan sampah dihadapanku, sebab tindakan seperti itu sangat tidak bermoral. Mungkin dengan adanya kemajuan IPTEK telah mengakibatkan mentalitas daya juang  orang muda mulai merosot dan hilang entah kemana. Budaya instan itu membuat mereka merasa semuanya dengan muda dapat diperoleh, padahal anda salah besar.

Maaf teman, dalam belajar kita perlu ketekunan dan komitmen untuk berkembang. Jika dalam diri kita tidak ada ketekunan maka jangan  pernah bermimpi tuk dapat jawaban saat ujian. Hai kalian para pengecut! Sadarlah bahwa tindakanmu itu sangat tidak membantumu. Mungkin hari kemarin dan hari ini adalah hari indah bagimu akan tetapi hari-hari esok apa yang akan terjadi?

Nilai yang ku peroleh dari pengalaman itu adalah belajar untuk melihat suatu nilai yang lebih tinggi dibalik nilai ujian tertulis itu yakni nilai KEJUJURAN..sebab apabila dalam hal kecil saja kita sudah tidak jujur maka dalam hal besar tentu kita juga tidak jujur. Dalam hidup ini apabila nyontek telah menjadi budaya bahkan penyakit dalam diri subjek bina maka jangan heran jika produk yang dihasilkan juga bakal menjadi para koruptor.

Akhir kata, hanya doa yang bisa ku sampaikan untuk kalian para pengecut agar kalian dapat sadar dan kembali pada lintasan hidup sebagai anak muda.

Salama kompasiana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline