REVYTA - Administrasi Pendidikan Universitas Jambi
Dinamika pendidikan sedang mengalami pasang surut dimasa pandemi Covid 19. Kita ketahui bersama bahwa Virus Covid 19 telah kurang lebih 2 tahun melanda mewabah di negeri ini. Virus ini membawa dampak sangat besar terhadap kehidupan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau yang sering kita sebut pembelajaran daring menjadi solusi yang ditawarkan pemerintah untuk dapat menekan penyebaran virus. Namun banyak permasalahan yang timbul dari kebijakan ini, seperti banyak mahasiswa yang kewalahan karena terlalu banyak tugas yang diberikan, jaringan internet yang kurang stabil, dan cuaca yang terkadang tidak mendukung dilaksanakan pembelajaran via aplikasi online. Mempertimbangan dari permasalahan-permasalahan tersebut, saat ini sistem pembelajaran baru sedang dirancang sebagai alternatif pengefektifan proses pembelajaran. Sistem Pembelajaran Blended Learning sebagai solusi baru yang sedang dikaji untuk diterapkan di Perguruan Tinggi, yang mana mahasiswa dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka namun tetap memperhatikan prosedur yang ditetapkan. Manakah sistem pembelajaran yang paling efektif? dan Apakah dengan diterapkan sistem blandid kita akan aman dari penularan virus?
Menurut Anggraini dkk (2016) Blended Learning adalah pembelajaran kolaborasi antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring. Blended learning merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang bisa digunakan oleh dosen di era globalisasi saat ini karena bisa diakses kapan saja dan di mana saja tanpa meninggalkan pembelajaran tatap muka (Aslam, 2015). Blended learning yang diterapkan oleh dosen memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan tersebut diantaranya pembelajaran online dapat membantu mahasiswa untuk dapat belajar secara mandiri tanpa bimbingan guru secara langsung, membantu pembelajaran konvensional yang sering dilakukan dosen sehingga membantu mahasiswa memperoleh informasi tanpa harus bertatap muka dengan dosen (Anggraini, et al., 2016), meningkatkan rasa ingin tahu mahasiswa terhadap suatu informasi, pembelajaran yang fleksibel, dan dapat mengurangi biaya yang digunakan dalam proses pembelajaran pada umumnya (Garnham & Kaleta, 2010). Selain itu, mahasiswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing tanpa dipengaruhi oleh temannya (Yapici and Akbayin, 2012). Sentuhan dari seorang dosen (teaching) masih dapat di rasakan oleh mahasiswa, demikian juga peran yang lain dari seorang dosen seperti teladan hidup masih dapat di rasakan oleh mahasiswa (Agustin, 2020). Berdasarkan keuntungan yang telah dipaparkan, blended learning bisa menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang efektif untuk dilaksanakan di era new normal saat ini.
Blended learning selain memiliki beberapa kelebihan dibanding pembelajaran tatap muka dan online juga memiliki beberapa kekurangan. Menurut Noer (2010) kekurangan blended learning diantaranya adalah 1) Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung; 2) Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki mahasiswa, seperti komputer dan akses internet, padahal blended learning memerlukan akses internet yang memadai, itu tentu akan menyulitkan mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran mandiri via online; 3) Kurangnya pengetahuan sumber daya pembelajaran (pengajar, peserta didik dan orang tua) terhadap penggunaan teknologi. Selain itu pengajar perlu menyiapkan waktu untuk mengembangkan dan mengelola pembelajaran sistem online, seperti mengembangkan materi, menyiapkan assesment, melakukan penilaian, serta menjawab atau memberikan pernyataan pada forum yang disampaikan oleh mahasiswa (Agustin, 2020). Persiapan dosen dan mahasiswa serta sarana prasarana perlu diperhatikan lebih khusus agar blended learning dapat dilaksanakan secara maksimal serta tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, perkembangan peningkatan penyebaran virus masih meningkat sehingga hal ini harus menjadi perhatian khusus dalam penerapan pembelajaran blended learning, karena ketika kita melakukan proses pembelajaran tatap muka tingkat potensi penyebaran semakin tinggi maka pihak Universitas harus menyiapkan prosedur dalam palaksanaan protokol kesehatan yang ketat.
Dari pemaparan mengenai kelebihan dan kekurang pembelajaran Blended Learning, saya setuju jika Universitas Jambi khususnya akan melaksanakan kegiatan pembelajaran Blended Learning, Namun pihak Universitas harus mempersiapkan sistem dan alat pendukung proses pembelajaran yang adil bagi yang melaksanakan perkuliahan Online dan Offline, selain itu yang paling penting harus adanya prosedur kesehatan yang ketat yang harus dijalankan mahasiswa, dosen dan pegawai agar potensi penularan Virus Corono tidak meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H