Lihat ke Halaman Asli

Air Mata Bathinku yang tak Pernah Padam

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat ini
Sedih menimpa bathinku
Aku menulis semua ini dengan haru mendalam
Bukan tentang siapa-siapa
Tapi tentang diriku sendiri

Aku menangis ... kerongkonganku tersedak
Baru kusadar setelah sekian lama
Dibalik senyum tawa riangku
Hari ini baru kulihat tubuhku penuh luka penuh darah penuh nanah
Tak satu inchi pun dari tubuhku yang tak ditebas pedang dan peluru
Kecuali hanya satu yang tersisa: Semangat juangku!
Yang membuatku tetap berdiri, dan terus berlari
Walau semburan darah bathinku terserak dimana-mana
Walau dinding bathinku sudah rata dengan tanah

Sebuah luka juang histeris yang teramat panjang
Yang selalu kutelan dengan air mata bathin yang tak pernah padam

Revo Sanjaya

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline