Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Akhirnya Saya Meninggalkan Rumi dan Ibnu Araby?

Diperbarui: 11 November 2015   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebelumnya,
Rumi dan Ibnu Araby adalah 2 Iblis yang saya gandrungi
Saya katakan iblis, karena mereka adalah manusia kafir bagi Islam mainstream
Keyakinan mereka, karya-karya mereka, keluar dari garis edar Islam konvensional
Melalui mereka, cakrawala keislaman saya yang sebelumnya masih lugu
Diseret masuk ke dunia lain yang mempesona
Dunia mistik yang bergelora
Dengan kedalaman esoterik yang mengagumkan

Tapi kenapa akhirnya mereka saya tinggalkan?
Karena pertumbuhan kesadaran saya,akhirnya hijrah
Dari wilayah dada, menuju kepala
Dari pemujaan terhadap rasa, menuju akal
Dari langit metafisik, menuju bumi empiristik
Dari romantisme Islam sufistik, menuju rasionalisme empiris

Yang tersisa kini
Hanya kekaguman saya atas imajinasi kreatif mereka di rimba belantara esoterik
Sama dengan kekaguman saya terhadap Hallaj
Tapi hidup saya kini, sudah keluar dari sajadah sunyi mereka
Sudah berhenti bertapa
Saya kini, sudah pandai menari di pentas publik
Di muka bumi yang terang benderang
Yang gerbang pembukanya, saya temukan pada Nietzsche
Yang sebelumnya, diantar oleh Marx dan Fuerbach

Revo Samantha

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline