Gara-gara kabut asap yang semakin tebal
Banyak orang jadi enggan keluar rumah
Mereka lebih memilih untuk tetap berdiam dalam ruangan
Agar udara yang sudah tidak sehat
Tidak meracuni kesehatannya
Tapi akibatnya, banyak aktivtas kehidupan sehari hari jadi macet
Bahkan kegiatan belajar mengajar para siswa
Sengaja diliburkan setiap kabut asap menebal
Tapi saya, justru sangat menikmati bencana kabut asap
Karena bisnis saya, warnet
Anak-anak, jadi betah di warnet saya
Mereka yang tidak begitu candu main game
Jadi dipaksa oleh kabut asap agar untuk tetap bertahan di depan komputer
Apalagi jika kabut asap sudah bersekutu dengan hujan
Maka banjirlah warnet saya oleh aliran pengunjung
Hasil akhirnya, omset saya meningkat
Lalu dimana kepedulian saya atas bencana ini?
Seperti yang dilakukan umumnya manusia di muka bumi ini?
Baik di dunia nyata apalagi di internet?
Yang kerjanya setiap waktu mengeluh dan mengutuk?
Terus terang saya tidak memikirkannya
Yang saya pikirkan,
Bagaimana caranya agar penghasilan saya meningkat dari waktu ke waktu
Itulah yang paling realistis untuk diri saya saat ini
Kecuali jika saya sudah kaya
Atau sudah menjadi seorang Penguasa
Maka baru aksi saya menjadi berarti
Misalnya, dengan kekuasaan saya,
Saya akan mengangkap pelaku pembakaran hutan
Lalu membakar mereka hidup hidup
Tapi jika saya masih seperti saat ini, masih melarat dan tidak berkuasa
Maka saya tidak akan menulis keluh kesah sok peduli dan sok bijak tentang semua itu
Paham?
Revo Samantha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H