Lihat ke Halaman Asli

Presiden SBY 'Sang Penguasa Jalanan'

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

***

“...Pak SBY yang kami hormati, mohon pindahlah ke Istana Negara sebagai tempat kediaman resmi Presiden. Betapa kami saban hari sengsara setiap anda dan keluarga keluar dari rumah di Cikeas. Cibubur hanya lancar buat Presiden dan Keluarga saja, tidak untuk kebanyakan warga.”
(Bpk HENDRA, Salah seorang tetangga SBY)

***
Petikan di atas saya ambil dari rubrik Surat pembaca harian KOMPAS hari ini (16 juli 2010), yang berisi keluhan dari seorang bapak yang mengeluhkan Patwal (Patroli dan Pengawalan) dari iring-iringan kendaraan presiden RI kita yang menuju ke Istana, dimana bapak tersebut dimaki dan digebrak mobilnya oleh oknum Patwal tersebut.

Membaca surat pembaca tersebut saya jadi tertegun ternyata presiden kita memang hobi menumpahkan air mata . Air mata siapa lagi kalau bukan air mata rakyat biasa seperti kita.

***
Seperti diketahui bersama Presiden SBY bertempat tinggal di Cikeas, yang asli JAUH BANGET dari istana negara. Beliu lebih memilih tinggal di rumah pribadi daripada di istana negara. Konsukensinya sudah pasti terjadi kemacetan di jalan-jalan yang dilalui presiden manakala saban hari bolak-balik Bogor-Jakarta. Sudah pasti banyak pengguna jalan lain (semisal pak Hendra di atas) yang harus rela mengalah, terganggu, gigit jari, bahkan dimaki oleh Polisi Patwal gara-gara ‘telat’ mendahulukan sang Presiden. Sudah pasti juga disini banyak sekali pemborosan fasilitas negara, bensin, biaya patwal, dll.

Sebenarnya jika Presiden kita itu cerdas dan memiliki rasa empati terhadap kesusahan rakyat maka pasti beliau akan memilih untuk tinggal di Istana. Dengan tinggal di Istana, sebetulnya banyak sekali kemudahan dan pengiritan yang bisa dilakukan. Misalnya pengiritan Bensin, biaya patwal, biaya perawatan kendaraan, dan sebagainya. Dan yang terpenting bisa mengurangi penderitaan dan gangguan terhadap rakyat yang seringkali direpotkan oleh ditutupnya jalan raya karena para pejabat hendak lewat.

Akan tetapi sepertinya mengambil kebijakan cerdas serta peduli dengan kesengsaraan rakyat bukanlah sifat presiden kita ini. Terbukti sudah 6 tahun lebih Presiden kita melakukan pemborosan biaya dan tenaga, ‘penyiksaan’ kepada pengguna jalan lain, dan pemacetan jalan.

Dan beliau sepertinya sudah terbiasa melakukan itu semua. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline