Lihat ke Halaman Asli

Metromini

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

METROMINI

Sewa,
Metromini ngetem menunggu penumpang
Kondekur sesekali teriakkan arah tujuan,
Waktu ngetem habis, Metrominipun melaju pelan

Tak berapa lama terlihat kawan,
Metromini mulai ngebut nyodok ke depan
Trabas lampu merah, peduli setan,Pluit disempritnobanan pun terpaksa berpindah tangan

Ingat sore harus setoran, kalau tak penuh dimaki majikan
Metromini pun kembali ngibrit membelah jalan
Biar kanvas rem habis, bukan urusan,lebih ngeri kalau anak-isteri sampai tak makan

Sepeda motor menghalangi jalan,bajaj ngebut belok sembarangan
Gerombolan abu-abu putih nongkrong , memancing tawuran
Dua bertato berpidato “saya baru keluar penjara dan butuh makan” bikin cemas penumpang ,

Sudah separuh jalan, jalanan macet, sesekali kondektur menengok ke belakang
Parau teriakkan“Rapat belakang”sebagai kode berebut nomortem-teman
Sopir sigap injak gas pol,Metromini zig-zag ngajak tarik-tarikan

Hampir sampai tujuan, Kondektur minta bayaran
BocahSMAkompak ngejawab :“Numpang Bang”,ABG nyolotbilang“Turun Depan”,
Saku kondekturkosong meski Metromini sarat muatan,

Sekali lagi pulang, nggak bawa cukup setoran.

(Thomas.Pras, 24 Desember 2007)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline