Lihat ke Halaman Asli

NYEPI 2015, Pelaksanaan "Tawur Kesanga Perdana" di Ibukota, Semoga Memberikan Kedamaian dalam Pemerintahan Joko Widodo

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1426923302123457070

Warta - Semenjak Jokowidodo menjabat sebagai Presiden RI ke 7, banyak terlihat perubahan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Perubahan ini terlihat dengan adanya kebebasan bagi para umat agama sebagai golongan minoritas kini sudah memperoleh kemerdekaan yang selama puluhan tahun terbelenggu dari para pemimpin tertinggi di Indonesia. Di masa pemerintahan sebelumnya Agama yang diakui di Indonesia sebagai kaum minoritas sangat merasa sebagai kaum agama yang dikucilkan di Indonesia, dan pada saat itu pemerintah hanya berfokus dan mengutamakan pelaksanaan dan perayaan Agama Islam sebagai Kaum mayoritas di Indonesia.
Namun bergesernya kepemipinan dibawah kuasa Presiden Jokowidodo, semuanya telah berubah. Pemerintah memberikan suatu kebebasan kepada para agama lain sebagai kaum minoritas seperti Kristen, Hindu, Budha untuk melakukan ibadah secara transparan dan melaksanakan perayaan hari raya masing masing dengan meriah. Seperti Contoh pelaksanaan Perayaan Natal tahun 2014 terkesan sangat berbeda dari perayaaan di jaman pemerintahan sebelumnya. Pelaksanaan Perayaan Natal 2014 merupakan perayaan natal perdana dengan menggunakan tempat Tugu Monas sebagai pelaksanaan bagi kaum nasrani. Kita ketahui semenjak jaman Presiden Alm . Soeharto hingga Presiden SBY, tempat wisata Monas hanya dimeriahkan pada acara perayaan hari raya Umat Islam , seperti TablighAkbar, Takbiran, MTQ dan sebagainya.
Bukan itu saja, Hari Raya Nyepi sebagai hari perayaan Tahun Baru bagi umat Hindu dalam rangka membersihkan diri dan hari penebusan dosa, pada Tahun Baru Caka 1937 ini Presiden Jokowidodo sangat antusias memberikan support untuk perayaan Hari Raya Nyepi Tahun 2015 ini.
Umat Hindu setiap tahun sekali merayakan Hari Raya Nyepi, sebagai hari pergantian Tahun Baru Caka seperti halnya umat islam memperingati Idul Fitri . Tujuan Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu adalah sebagai hari pembersihan alam semesta beserta ciptaannya, berbagai macam ritual dilakukan. Ritual yang dilakukan menjadi ciri khas perayaan Hari Raya Nyepi ini adalah pelaksanaan Tawur Kesanga. Ritual " Taur Kesanga " merupakan suatu rangkaian upacara memberikan persembahan kepada sang Buta Kala sebagai wujud pembersihan alam semesta dan ciptaannya dari gangguan roh roh jahat alias Setan. Menurut kepercayaan bagi umat Hindu, terjadinya kekisruhan keributan baik antara warga, pelajar, pejabat dan terjadinya bencana alam ataupun kecelakaan karena adanya gangguan gangguan dari pihak ketiga yang selalu menjadi pengganggu dalam kehidupan manusia. pihak ketiga dalam hal ini yang dimaksud adalah "Sang Buta Kala" alias para Geng Master Setan.
Hal ini yang menyebabkan umat hindu dharma dengan kepercayaannya memberikan upah kepada sang buta kala dalam upacara Tawur Kesanga. Pelaksanaan Tawur Kesanga tahun 2015 merupakan pelaksanaan upacara tawur kesanga perdana yang dilakukan di Ibukota Jakarta yang bertempat di Tugu Monas di masa pemerintahan Presiden Jokoidodo. Menurut umat Hindu, Tugu Monas ini sebagai titik nol persimpangan Kota Jakarta, karena disinilah sebagai pusat berkumpulnya para "Sang Butakala" alias SETAN yang sering menggangu kehidupan manusia baik di lingkungan pribadi maupun lingkungan kepemerinatahan.
Bagi umat Hindu, sering terjadinya kekisruhan maupun konflik yang terjadi dalam pemerintahan Jokowidodo kemungkinan karena terlalu lamanya para "Sang Buta Kala" tidak diberikan upah, sehingga para Buta Kala mengganggu kehidupan manusia yang ada di Ibukota maupun wilayah lainnya. Kekisruhan seperti kasus Cicak Vs Buaya, Dualisme dalam DPR, Dualisme dalam beberapa tubuh Partai seperti Golkar dan PPP menurut kepercayaan umat hindu karena adanya kemarahan dari para Buta Kala (setan) yang sekian puluh tahun sejak jaman presiden alm Soeharto hingga jaman Presiden SBY tidak mendapatkan upah dari kaum manusia. Kepercayaan umat Hindu akan upacara Tawur Kesanga bukanlan merupakan suatu aliran yang musrik.
Upacara Tawur Kesanga biasanya dilakukan sehari sebelum perayaan Hari Raya Nyepi, dengan memberikan beberapa persembahan berupa sesajen di setiap perempatan jalan ibukota, propinsi, kabupaten, kecamatan hingga desa. Upacara Tawur Kesanga ini hampir mempunyai kemiripan dengan upacara " Malam 1 suro" bagi umat islam sebagai upacara "Tolak Bala" dan upacara pembersihan dengan melakukan ritual di tepi pantai.
Pelaksanaan Upacara Tawur Kesangan Tahun 2015 sebagai Upacara Tawur Kesanga perdana dan bersifat nasional. Upacara yang dipusatkan di Candi Prambanan Jawa tengah dihadiri langsung oleh Presiden Jokoidodo, sedangkan upacara tawur kesanga di ibukota dihadiri oleh Wakil Gubernur DKI , Djarot pada Jumat (20/2/2015). Upacara Tawur Kesanga Uma Hindu selalu ditandai dengan adanya pawai ogoh ogoh sebagai wujud bentuk dari para Buta Kala (Setan) dengan berbagai bentuk wajah yang sangat menyeramkan melebihi wajah Setan secara umum.
Dalam hal ini, di awal pemerintahan Jokowidodo menjadi Presiden RI telah berhasil memberikan perlakukan yang sama rata bagi semua penganut kepercayaan agama di Indonesia dengan "Duduk sama Rata dan berdiri sama tinggi" sehingga tidak lagi ada istilah agama dengan kaum mayoritas, karena pemerintah telah memberikan suatu kemerdekaan kepada para umatnya untuk melakukan ibadah dan perayaan secara bebas selama tidak keluar dari jalur aturan agama masing masing. " SELAMAT HARI RAYA NYEPI TAHUN BARU CAKA 1937 " bagi yang merayakannya . # T 1 4 Z #

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline