Warta - Menteri Perindustrian, Saleh Husein merasa gerah dengan banyaknya kecaman dan kritikan setelah diresmikannya "Proton" sebagai mobil Nasional Indonesia oleh Presiden Jokowidodo bulan lalu di Malaysia.
Para pelaku industri otomotif menilai , disahkan dan diresmikannya "Proton" sebagai Mobil Nasional ini merupakan sikap Presiden Jokowidodo dibawah tekanan atau sebagai politik balas budi terkait Pilpres 2014 lalu. Mengapa demikian ..? Proton ini suatu produksi industri otomotif yang gagal dan kurang laku di pasaran industri otomotif. Proton merupakan hasil kerjasama Proton Holding Bhd dengan PT. Adiperkasa Citra Lestari (ACL) milik Mantan Kepala BIN, Hendropryono.
Pada Jumat, 27 Februari 2014 Menteri Perindustrian, Saleh Husein bersama staff ahli Unit Berbasis Teknologi Tinggi (UBTT) melakukan pertemuan dengan Ir. Made Dana M Tangkas, Msi Direktur PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia membahas mengenai peluncuran dan pembuatan "Mobil Rakyat" dengan Label "Mobraks".
Dalam pertemuan singkat ini dengan inisyator dari "Pos Relawan Rakyat" (POS Raya) DPC Wilayah Bogor bersama tim ini membahas beberapa hal mengenai langkah awal produksi Mobil Rakyat hingga "Profit Plan" keuntungan pembuatan "Mobil Rakyat (Mobraks) " ini. "Saya disini hadir sebagai atas nama Rakyat Indonesia" bersama tim khusus yang saya bentuk dalam proses produksi Mobil rakyat ini" ujar Made Tangkas. Kehadiran Made Tangkas dalam pertemuan dengan Menteri Perindustrian ini tidak melibatkan PT.Toyota, melainkan atas nama pribadi bersama tim khusus yang dibentuknya untuk mewujudkan "Mobil Rakyat (Mobraks) " guna peningkatan swsembada pangan. lanjut Made Tangkas.
Direktur UBTT Kementerian Perindusrian, Budi Marwadi mengatakan akan segera menindaklanjuti hasil pertemuan ini dengan pihak pihak terkait yang nantinya akan diajukan sebagai konsep yang telah matang untuk dapat dipresentasikan dihadapan Presiden Jokowidodo.
Konsep dasar yang dibuat Made Tangkas bersama tim khusus yang bertajuk "General Purpose Carier (Indonesia Village Car)" Dana yang dibutuhkan dalam produksi "Mobil rakyat (Mobraks)" ini sekitar Rp 5.000.000.000.000,- ( lima trilyun rupiah) dari proses pembuatan pabrik "Mobraks" hingga market after sales. Perencanaan produksi Mobraks ini dari tim khusus Made Tangkas yang dipayungi oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia berusaha semaksimal mungkin untuk mengupayakan pembuatan dan sparepart dilakukan di Indonesia, ujar Made Tangkas. Tim Khusus pembuatan "Mobil Rakyat (Mobraks) ini terdiri dari orang orang yang tergabung dalam "Persatuan Insinyur Indonesia", lanjut Made Tangkas. Pada intinya kami dari tim khusus "Mobraks" ingin bekerjasama dengan Menteri Perindustrian dan pihak terkait, agar pemerintah dapat memberikan persetujuan dan mengakui nantinya dari keberadaan Mobraks ini sebagai Mobil Rakyat atau mobil pedesaan, tegas Made Tangkas.
"Kami berharap kedepannya Mobraks ini dapat hadir sebagai Mobil Nasional dan mempunyai kualitas lebih baik dibanding "Proton" ujar Budi Marwadi , Kepala Staff Direktur UBTT Kementerian Perindustrian. "Pemerintah Pusat dapat memfokuskan suatu lembaga agar produksi Mobil Nasional dalam jangka waktu kedepan dapat mendapat prioritas dan penempatan anggaran dalam BUMN Mobil Nasional, Ujar Budi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H