Masalah kesehatan di Indonesia sampai saat ini masih menjadi isu yang mengkhawatirkan. Banyak sekali faktor yang menyebabkan buruknya kesehatan di Indonesia. Salah satunya adalah kemiskinan. Karena beranggapan bahwa kemiskinan atau kesulitan ekonomi merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap masalah kesehatan di Indonesia, maka pemerintah melakukan usaha salah satunya melalui Kartu Indonesia Sehat.
Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan program yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Penerimanya adalah para peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Yang termasuk ke dalam daftar Keluarga Penerima Manfaat (KPM) serta tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DKTS) milik Kementerian Sosial.
KIS sendiri merupakan nama baru dari kartu BPJS Kesehatan. Pemilik KIS mendapatkan akses pelayanan kesehatan gratis baik di Puskesmas, klinik ataupun rumah sakit mitra JKN tanpa perlu surat rujukan seperti BPJS, tanpa perlu melakukan iuran bulanan sama sekali. Jadi bisa dibilang KIS ini merupakan upgrade dari kartu BPJS Kesehatan.
Program ini merupakan program unggulan Jokowi karena pernah sukses dilaksanakan di Solo serta menebarkan kesan pemerintah “baik hati” dan mendapat banyak simpati dari masyarakat. Namun apakah program ini sukses mengatasi masalah kesehatan di Indonesia ?
Jika dicermati, program KIS ini lebih tergolong dalan program kuratif daripada preventif. Program kuratif seperti ini tentu saja membutuhkan sarana dan prasarana yang sangat banyak dan harus memadahi, sedangkan BPJS sendiri mengalami masalah defisit.
Selain itu dilihat dari sisi kebiasaan masyarakat, KIS ini tidak mendorong masyarakat untuk “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Masyarakat cenderung kurang memperhatikan pola hidup sehat dikarenakan saat mereka sakit sudah tidak perlu memikirkan biaya pelayanan kesehatan.
Oleh sebab itu, program pemerintah yang lebih termasuk ke dalam program kuratif bukanlah solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia. Program KIS ini memang sudah baik dan menolong rakyat kecil.
Namun, seharusnya bukan program kuratif yang diunggul-unggulkan, tetapi program yang preventif. Bukan hanya program yang menarik simpati masyarakat, tetapi program untuk membentuk masyarakat Indonesia sebagai sumber daya manusia yang tangguh, sehat dan tahan terhadap penyakit. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H