Indonesia terkenal dengan keberagaman kebudayaannya. Setiap daerahnya memiliki ciri khasnya masing-masing, namun sangat disayangkan beberapa masyrakatnya masih tidak mengetahui hal tersebut disebabkan masuknya kebudayaan asing secara cepat, sehingga beberapa dari mereka lebih menggedepankan kebudayaan asing daripada kebudayaan lokal.
Pemerintah sadar akan hal permasalahan tersebut hingga munculah sebuah program yang diperuntukan bagi generasi muda agar bisa senatiasa menjaga dan melestarikan kebudayaan yang sudah ada.
Pertukaran Mahasiswa Merdeka adalah salah satu kunci untuk bisa mengenalkan kebudayaan kepada generasi muda Indonesia, agar senantiasa mengenal serta memahami secara dalam tentang kebudayaan Indonesia. Pertukaran mahasiswa merdeka adalah rancagan program yang diciptakan oleh Kemendikbudristek, program ini berjalan selama satu semester di dalam bangku perkuliahan.
Para pendaftar mahasiswanya dibebaskan untuk senantiasa memilih daerah kampus yang dituju, dengan syarat harus di luar daerah kampus asal dan alamat domisili.
Program ini tentunya dibiayai 100% oleh pemerintah mulai dari transportasi tiket pesawat pulang pergi, biaya hidup perbulan, hingga bantuan UKT satu semester.
Penulis berkesempatan untuk bisa mengikuti program pertukaran mahasiswa merdeka 2 di Universitas Islam Riau yang terletak di kota Pekanbaru, provinsi Riau.
Selain senantiasa bisa mengikuti perkuliahan di salah satu universitas terbaik di Riau, pada setiap hari sabtu dan minggu pada tiap minggunya terdapat pembelajaran perkuliahan di luar kampus, yang diberi nama modul nusantara.
Dalam modul nusantara tersebut terbagi menjadi beberapa bagian seperti kebhinekaan, refleksi, inspirasi, dan penutupnya kontribusi sosial. Dalam kegiataan ini Universitas Islam Riau menerima 132 mahasiswa dari berbagai daerah di penjuru nusantara dan tentunya yang berasal dari luar pulau Sumatra. 132 mahasiswa tersebut terbagi menjadi 7 kelompok yang dibimbing oleh dosen modul nusantara dan liasion officer dari universitas Islam Riau
Pada kesempatan kali ini penulis akan memperkenalkan kebudayaan yang sudah di dapatkan pada saat kegiataan modul nusantara yaitu kebudayaan melayu Riau, kebudayaan melayu Riau memiliki cerita yang sangat bersejarah bagi perkembangan negara Indonesia pada saat zaman dahulu, salah satunya yaitu pemeberian 13 Juta gulden oleh Sultan Syarief Kasim II kepada Indonesia melalui presiden Soekarno.
Tidak hanya itu provinsi Riau memiliki candi tertua di Indonesia yang diberi nama candi Muara Takus, candi tersebut merupakan peninggalan peradaban Buddha dari masa kerajaan Sriwijaya, candi tersebut berlokasi di Kabupaten Kampar provinsi Riau.
Tidak hanya memiliki bangunan sejarah candi yang diberi nama Muara Takus, di Riau juga memiliki istana yang diberi nama Istana Siak Sri Indrapura, yang berlokasi di kabupaten Siak provinsi Riau, di dalam bangunanya terdapat benda-benda peninggalan kerajaan zaman dahulu, seperti senjata-senjata, baju-baju kerajaan, hingga cermin dan tempat makan raja. Istana tersebut merupakan peninggalan dari kesultanan Siak Sri Indrapura yang mana pada saat itu terjadi pada masa Sultan Syarif Hasyim
Tidak hanya mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan beberapa destinasi wisata yang berada di provinsi Riau, kegiatan pengenalan kebudayaan melayu Riau melalui modul nusantara dalam program PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka) ini, bisa meliputi mencoba membuat dan makan, makanan ciri khas melayu Riau seperti sempolet, kue ketan talam durian, lopek bugih, minuman laksmana mengamuk, sate ochu, roti jalak, dan yang lainya.
Di sisi lain bisa mencicipi makanan dan memasak makanan khas kebudayaan melayu Riau, para mahasiswa PMM ini diajarkan untuk bisa membuat sesuatu yang terkenal dari ciri khas melayu Riau yaitu pantun melayu, yang dibimbing oleh ahlinya.
Di sisi lain dalam program ini dikenalkan dengan topi khas melayu Riau yaitu Tanjak, tidak hanya itu dalam program ini pengenalan suku asli Riau dikenalkan melalui modul nusantara, seperti suku sakai, suku talang mamak, suku laut, suku bonai, dan suku akit.
Dalam program ini tentunya banyak sekali pengalaman kesan yang positif bagi peserta yang lulus dalam program ini, berteman dengan teman-teman dari berbagai penjuru nusantara menjadi sebuah kebanggaan bagi para peserta mahasiswa PMM. Yang mana kita dibentuk seperti keluarga untuk senantiasa berjuang bersama-sama bertahan hidup di luar pulau daerahnya yang jauh dari keluarga. Canda, tawa, dan tangisan menjadi kesatuan untuk saling melengkapi cerita pada setiap harinya.
Dalam program ini kita bisa mengetahui keberagaman kebudayaan di Indonesia, bertukar cerita tentang kebudayaan dengan teman sebaya menjadikan sebuah pemahaman bahwasanya sudah seharusnya budaya di Indonesia ini perlu dipertahankan dan dilestarikan agar nantinya warisan tersebut tetap abadi.
Selain dari mengenal kebudayaan antara daerah, dalam program ini tentunya kita bisa lebih menghormati toleransi antara agama, ras, dan suku. Inilah yang disebut dengan " Bhineka Tunggal Ika" meskipun kita berbeda namun tetap mempunyai satu tujuan yang sama.
"Bertukar Sementara Bermakna Selamanya" bukan hanya sebuah kata biasa, namun mengandung sebuah makna yang mengukir cerita dengan sempurna dan luar biasa. Terimakasih kemendikbudristek telah menyelenggarakan program ini berjalan, meskipun di dalamnya masih terdapat beberapa kekurangan namun diharapkan kekurangan tersebut dapat diperbaiki dalam program PMM selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H