Lihat ke Halaman Asli

KKN 26 SIDOREJO 2024

Universitas Tidar

Mahasiswa KKN UNTIDAR Gelar Sosialisasi Kesehatan Bertema Peran Program Keluarga Berencana (KB) dalam Rangka Pencegahan Stunting di Desa Sidorejo

Diperbarui: 3 Agustus 2024   07:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi : Foto Bersama Peserta Sosialisasi

Mahasiswa Kelompok 26 KKN Universitas Tidar telah menyelenggarakan Sosialisasi Kesehatan dengan tema “Peran Program Keluarga Berencana (KB) dalam Rangka Pencegahan Stunting” pada Selasa, 30 Juli 2024 di Pendopo Dusun Limbangan, Desa Sidorejo. Dengan mendatangkan narasumber ahli gizi dari Puskesmas Kajoran 1 dan Petugas Lapangan Penyuluhan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Kajoran, kegiatan ini dihadiri oleh 20 orang yang terdiri dari tim Rumah Desa Sehat (RDS), perangkat desa, serta sasaran utama yaitu ibu hamil dan orang tua dari batita (bawah tiga tahun) stunting.

Saat ini, Indonesia sedang mengalami tiga masalah gizi, yaitu wasting, overweight, dan stunting. Stunting merupakan bentuk kegagalan tumbuh kembang pada anak yang dapat menghambat perkembangan fisik dan beresiko menyebabkan penurunan kemampuan intelektual sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi mulai dari masa kehamilan hingga usia 24 bulan. Menurut Bapak Lilik Suptiyanto, S.E. selaku Kepala Desa Sidorejo menyatakan bahwa angka stunting di Desa Sidorejo sebesar 15 % yang mana angka tersebut masih tergolong tinggi di Kecamatam Kajoran.

Dokumentasi Pribadi : Penyampaian Materi Oleh Narasumber

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tim KKN UNTIDAR menyelenggarakan kegiatan sosialisasi yang bertujuan untuk memberikan wawasan kepada peserta mengenai urgensi KB dan asupan gizi yang seimbang guna menekan kenaikan angka stunting di Desa Sidorejo. “Pencegahan stunting dapat dilakukan mulai dari masa pernikahan, kehamilan, dan kelahiran hingga bayi berusia 1,5 tahun sehingga penting untuk merencanakan segala hal sebelum berkeluarga,” ungkap Ibu Wakhidatul Akhadiah, S.Sos. selaku narasumber dari Petugas Lapangan Penyuluhan Keluarga Berencana (PLKB).

Penyebab utama terjadinya stunting ialah kurangnya gizi kronis pada awal 1.000 hari pertama kehidupan yaitu sejak awal kehamilan hingga anak berusia 24 bulan. “Pemenuhan gizi yang seimbang menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting, diantaranya dengan memperhatikan pola makan dan komposisi makanan. Selain itu porsi makanan yang diberikan pada anak harus sesuai dengan usianya.” Ucap Ibu Risa Diah Palupi selaku narasumber ahli gizi dari Puskesmas Kajoran 1.

Dokumentasi Pribadi : Peserta Sosialisasi

Dalam penanganan stunting, seluruh pihak baik dari orang tua maupun pemerintah harus saling bersinergi. Meskipun penanganan stunting membutuhkan waktu yang tidak sebentar, namun bukan berarti tidak dapat diturunkan. Dengan terlaksananya kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Sidorejo untuk melakukan pencegahan dan penanganan stunting.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline