Lihat ke Halaman Asli

Virda Anggraini dan Natasha Dematra Raih Platinum Award Artis Terbaik di AS

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14206946062119905550

[caption id="attachment_363605" align="aligncenter" width="300" caption="Poster L4 Lupus"][/caption]

Kabar gembira digulirkan untuk para odapus (orang hidup dengan lupus) di awal tahun ini. Film layar lebar L4 Lupus (Love for Lupus) garapan Damien Dematra kembali unjuk gigi dalam kancah perfilman internasional di awal tahun 2015. Film sosial yang diproduksi bekerja sama dengan Yayasan Lupus Indonesia ini menyabet dua penghargaan bergengsi Platinum Award dari International Independent Film Awards (IIFA), Amerika Serikat, masing-masing dalam kategori peran utama wanita (untuk Virda Anggraini) dan peran pembantu wanita (bagi Natasha Dematra).

IIFA merupakan festival internasional independen yang berada di Los Angeles, California. Festival ini mengkhusus diri memilih film-film yang diproduksi dengan tema kuat dan disajikan dengan cara kreatif dan menghibur.

Pembuatan film L4 Lupus, yang mulai digarap tahun 2011, dilakukan dengan minim biaya produksi. Pasalnya tidak banyak pihak yang tertarik mendanai sebuah film sosial. Namun, Damien Dematra bersama Yayasan Lupus Indonesia, didukung Rumah Sakit Kramat dan para artis papan atas Indonesia, antara lain Ayu Azahari dan Anna Tarigan, berhasil membuahkan kisah drama yang mengharu-biru sekaligus informatif.

Perjuangan ini tidaklah sia-sia. Banyak penghargaan telah diraup L4 Lupus, antara lain dari Accolade Competition, USA, dari Museum Rekor Dunia (Muri), Royal World Records, dan dua penghargaan dari AIFF Festival, USA, dalam kategori film terbaik dan sutradara terbaik untuk Damien Dematra, serta Award of Excellence dari Los Angeles Movie Awards.

Tiara Savitri, Ketua Umum Yayasan Lupus Indonesia menyikapi kemenangan kembali film L4 Lupus ini merupakan kebanggaan dan penghargaan terasa teramat spesial bagi para odapus. Akting Atika (diperankan Virda Anggraini) dan Mutiara (diperankan Natasha Dematra) patut diacungkan jempol dan patut mendapatkan kemenangan ini. Menurutnya, Natasha Dematra maupun Virda Anggraini bukan saja bisa berperan sebagai odapus, tetapi mereka juga telah berupaya mengerti, memahami dan menghayati tentang penyakit lupus itu sendiri. Bukan hal yang mudah bisa memahami penyakit seribu wajah ini. Bravo untuk Natasha dan Virda, tambahnya.

[caption id="attachment_363606" align="aligncenter" width="300" caption="Natasha Dematra"]

14206946472120228869

[/caption]

Film L4 Lupus berkisah tentang Atikah (Virda Anggraini), dokter muda miskin yang bekerja di IGD, yang dikepalai dokter cantik yang galak (Ayu Azhari). Atikah tinggal bersama Mutiara (Natasha) yang tuna rungu dan tuna wicara. Sang adik ternyata terkena Lupus. Saat Atikah harus menghadapi rasa kehilangan, Adam (Lucky Moniaga), dokter yang baru transfer di IGD, jatuh cinta padanya. Sayangnya penyakit tidak memiliki belas kasihan dan kompromi terhadap waktu dan keadaan.

Damien Dematra sebagai produser sekaligus sutradara film ini mengharapkan film yang sampai sekarang masih terus diputar di berbagai wilayah di Indonesia dan berbagai festival internasional ini dapat terus menjadi media sosialisasi tentang penyakit Lupus, sekaligus merobohkan paradigma yang menyatakan sakit-penyakit dan musibah merupakan kutukan.

Film L4 Lupus dibuat dengan tujuan sosialisasi penyakit Lupus yang terinspirasi perjuangan nyata para odapus. Almarhumah Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih, ketika menyaksikan film L4 Lupus saat premier film tersebut bulan Oktober 2011 lalu mengatakan bahwa L4 Lupus merupakan film pertama tentang penyuluhan penyakit lupus di dunia. Almarhumah menyatakan bahwa film adalah media yang lebih mudah dan akrab di mata masyarakat untuk memberikan penyuluhan kesehatan seputar penyakit lupus. Indonesia patut bangga dengan film L4 Lupus karena film ini adalah yang pertama di dunia dan film ini membuka mata kita tentang penyakit lupus di Indonesia. Hal ini telah diverifikasi oleh Museum Rekor Dunia MURI pimpinan Jaya Suprana dengan memberikan rekor dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline