Lihat ke Halaman Asli

Rasa Duka yang Dirasakan dengan Orang yang Dicintai melalui Puisi "Duka yang Abadi" Karya Sapardi Djoko Damono

Diperbarui: 7 Maret 2024   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

              sapardi djoko damono, dia adalah seorang penyair puisi berkebangsaan Indonesia yang terkenal. Ia kerap dipanggil dengan singkatan namanya, SDD. beliau adalah putra pertama pasangan Sadyoko dan Saparian. Sapardi dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana namun penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum. Dalam dunia kesastraan Indonesia, Sapardi kerap dipandang sebagai sastrawan angkatan 1970-an. beliau lahir di tanggal 20 maret 1940 tepatnya di surakarta. 

                beliau meninggal pada tanggal 19 juli 2020 di umur 80 beliau sangat aktif menjadi penyiar dari tahun 1958-2020, walaupun beliau sudah meninggal namun masih banyak sekali puisi yang masih memotivasi para anak muda, saya juga termasuk orang yang sangat tertarik oleh salah satu puisi dari beliau yang berjudul "Duka mu abadi" saya akan sedikit membahas puisi tersebut 

Dukamu adalah dukaku

Air matamu adalah air mataku

Kesedihan abadimu

Membuat bahagiamu sirna

Hingga ke akhir tirai hidupmu

Dukamu tetap abadi

               Bait puisi pertama ini menggambarkan rasa empati dan kebersamaan yang mendalam antara dua orang. Meskipun kata-kata "dukamu adalah dukaku" dan sejenisnya terdengar menyedihkan, dalam puisi tersbut sebenarnya menyiratkan bahwa seseorang siap berbagi beban dan kesedihan bersama orang yang dicintai. Makna yang terkandung di dalam bait puisi tersebut adalah tentang kekuatan hubungan emosional antara dua manusia yang mampu mengatasi kesedihan dan tantangan hidup, serta tentang pentingnya dukungan dan kesetiaan antara dua manusia dalam menjalani kehidupan.

Bagaimana bisa aku terokai perjalanan hidup ini

Berbekalkan sejuta dukamu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline