Lihat ke Halaman Asli

REVI

Politeknik Statistika STIS

Produsen Beras yang Terbesar Tapi kok Masih Impor!

Diperbarui: 5 Desember 2023   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dilansir dari laman databoks.katadata.co.id, Indonesia menjadi produsen beras terbesar keempat di dunia dan nomor satu di Asia Tenggara dengan estimasi produksi beras 34,6 juta Ton pada musim 2022/2023 dibawah Tiongkok, India, Bangladesh yang menduduki posisi 3 teratas produsen beras terbesar di dunia.

Namun, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut penurunan produksi beras nasional pada 2022 hingga 2023 yang disebabkan oleh cuaca panas ekstrem atau El Nino. Sebelumnya produksi beras Indonesia mencapai 31 juta ton, tahun 2023 diprediksi hanya 30 juta ton.

"Realitas produksi beras Nasional Indonesia dulu kita pernah swasembada sekarang terpaksa harus impor produksi beras nasional periode 2022-2023 mengalami penurunan akibat ancaman El Nino dan dari sebelumnya 31 juta ton dan diperkirakan turun menjadi 30 juta ton pada tahun 2023," ujar Amran dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, di Gedung DPR Senayan, Jakarta Pusat, Senin (13/11/2023)

Dalam rapatnya Amran menambahkan kondisi ini memaksa kita impor beras sebanyak 3,5 juta ton (2023) dan berpeluang mencapai 5 juta tahun 2024 untuk cadangan pangan pemerintah. 

Selain itu, Presiden Joko Widodo mengungkap sejumlah alasan pemerintah melakukan impor beras untuk tahun ini dan tahun depan. Menurut Presiden, salah satu alasan impor beras yakni menjaga cadangan beras nasional. Selain itu, impor beras dilakukan untuk menjaga agar harga beras tidak naik. 

"Ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok (beras). Harus (impor) untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan (harga)," kata Jokowi usai meninjau Gudang Bulog Dramaga, Kabupaten Bogor, Senin (11/9/2023).

Jokowi menegaskan, kita tidak perlu khawatir sebab bantuan beras bagi masyarakat akan berlangsung September hingga November 2023.

"Sehingga, kita tidak usah khawatir, oleh sebab itu juga mulai 1 September kemarin, saya perintahkan untuk memberikan bantuan pangan beras, bantuan beras ke masyarakat, setiap bulan kira-kira 210 ribu ton dikeluarkan oleh Bulog untuk bantuan pangan, dan ini sudah dimulai terus September, Oktober, November" ujarnya.

Dalam kunjungannya Presiden Joko Widodo juga menambahkan saat stok masih tersedia akan terus memberikan bantuan sehingga masyarakat jangan sampai terdampak kenaikan harga beras, meskipun dilapangan ada kenaikan harga beras. 

"Stoknya kita lihat masih, nanti diteruskan lagi, sehingga masyarakat jangan sampai terdampak dari kenaikan harga beras, memang dilapangan ada kenaikan," ujarnya.

Dapat disimpulkan, alasan Indonesia tetap mengimpor beras meskipun diketahui merupakan produsen beras terbesar adalah sebagai cadangan beras agar harga beras tetap stabil sampai di tangan konsumen atau masyarakat itu sendiri jika pada suatu saat terjadi penurunan produksi beras akibat cuaca yang tidak menentu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline