Lihat ke Halaman Asli

Menghindari Penegak Hukum dengan Berbagai Alasan

Diperbarui: 28 Oktober 2017   00:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Halo Kawan-Kawan :) jumpa lagi nih! tetapi pada hari ini aku akan membahas sedikit mengenai politik. langsung saja yuk pada topik yang ingin kita bahas. Pada tanggal 17 juli 2017 yang sudah berlalu, banyak orang yang terkejut ketika ketua DPR Setya Novanto diduga oleh pihak KPK menjadi seorang tersangka. Hal ini banyak menimbulkan kontroversi diantara berbagai kalangan masyarakat. Masyarakat yang mempunyai pengaruh di dalam bidang politik sampai dengan masyarakat yang biasa saja. Hal ini sempat menjadi viral pada bulan juli lalu.

Selama akhir akhir ini, mungkin beberapa dari anda kerap menjumpai nama setya novanto yang terlibat dalam berbagai kasus korupsi. Pada awalnya, setya novanto tidak dijadikan tersangka oleh pihak KPK tetapi baru akhir akhir ini setya novanto terseret dengan dugaan korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (E-KTP).

Mengutip dari jurnalis kompas, " Pengadaan proyek ini terjadi pada kurun waktu 2011-2012, saat Setya Novanto menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR. Ia diduga ikut mengatur agar anggaran proyek e-KTP senilai Rp 5,9 triliun disetujui oleh anggota DPR. Selain itu, Novanto diduga mengondisikan pemenang lelang dalam proyek e-KTP. Bersama pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong, Novanto diduga ikut menyebabkan kerugian negara Rp 2,3 triliun. " ( Kompas.com , 23 Agustus 2017)

Beberapa dugaan yang diajukan oleh KPK tersebut menimbulkan beberapa masalah juga. Apalagi, dengan adanya alasan yang kurang logis untuk menjadi pembelaan dalam proses penangkapan KPK untuk memeriksa setya Novanto untuk mengecek apakah benar terbukti korupsi atau tidak. Beberapa alasan yang ia sampaikan contohnya adalah menghindari pemeriksaan KPK dengan alasan sakit. Menurut Idrus, " Setya Novanto menjalani perawatan di RS Siloam, Semanggi, Jakarta. Hasil pemeriksaan medis, gula darah Novanto naik setelah melakukan olah raga pada Minggu (10/9/2017) (Kompas.com) ".

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, dapat diketahui bahwa ada alasan yang diberikan oleh setya novanto untuk menghindari pemeriksaan oleh KPK. Memang benar kenyataannya jika sakit, maka KPK tidak mungkin bisa mengadilinya karena tersangka tidak bisa menghadiri sidang tersebut. Seperti contohnya kasus yang sudah lampau oleh (alm) mantan presiden soeharto. Kala itu, penuntut umum tidak pernah bisa menghadirkan Soeharto ke hadapan persidangan. Hingga akhirnya, majelis hakim yang diketuai Lalu Mariyun beranggotakan Soemarno, I Gde Putra, Mohammad Munawir, dan Sultan Mangun mengeluarkan sebuah penetapan. 

Kala itu, Majelis menetapkan penuntutan perkara pidana Soeharto tak dapat diterima, membebaskan Soeharto dari tahanan kota, mengembalikan berkas perkara ke Kejaksaaan Negeri Jakarta Selatan, dan mencoret perkara pidana No. 842/Pid/b/2000/PN Jakarta Selatan pada tahun yang sedang berjalan. Dengan adanya ketetapan tersebut, setya novanto hampir tidak bisa tersentuh oleh KPK karena ketetapan yang telah dibuat di masa lalu. Entah berkata yang benar ataupun salah, yang jelas Setya Novanto menghindari pemeriksaan tersebut.

 Jika kita kaitkan dalam hukum, maka jika terbukti benar maka Setya Novanto akan terjerat dalam pasal penipuan. Seperti yang ditulis dalam Pasal 378 tentang penipuan yang memuat " Melakukan akal dan tipu muslihat atau perkataan-perkataan bohong atau membujuk orang lain atau perbuatan curang menguntungkan diri sendiri atau orang ". 

Andai saja perkataan Setya Novanto adalah suatu kebohongan maka Pasal 378 ini akan berlaku dan akan menuntut hukuman berupa penjara selama lamanya 4 tahun. Yang menjadi hal yang menarik adalah mengapa bisa saja ada kebetulan yang bisa membuat Setya Novanto sakit di saat detik detik pemerikssaan oleh pihak KPK. Mungkin ada beberapa kemungkinan yang bisa di simpulkan seperti misalnya kemungkinan pertama adalah memang kebetulan Setya Novanto menderita penyakit tersebut disaat pemeriksaan KPK dan hal tersebut dapat menjadi keuntungan untuk Setya Novanto karena tidak perlu mengikuti prosedur penyelidikan yang panjang oleh KPK. Kemungkinan yang kedua adalah Setya Novanto tidak berkata jujur dan berusaha menghindari hal tersebut agar dia bisa berlindung dibawah pra-peradilan yang kemudian memenangkan perkaranya.

Sampai saat ini Setya Novanto belum terbukti bersalah atas kasus dugaan korupsi kartu tanda penduduk elektronik ( E-KTP). Berdasarlan kasus yang ada diatas, kita bisa mengambil hal yang positif untuk menjadi pembelajaran dalam hidup kita. Hal yang bisa kita ambil adalah kejujuran adalah sesuatu yang berharga dan juga langka karena ketika kita kehilangan kejujuran maka akan berdampak ke semua bidang dalam hidup kita. Kita juga bisa belajar lebih memiliki integritas yang tinggi. Kita harus berani mengatakan hal itu benar jika benar dan mengatakan salah jika itu salah.

jika ada salah kata ataupun menyinggung beberapa pihak, saya mohon maaf dan juga pembahasan kali ini dibahas untuk tidak mencemarkan nama tetapi untuk menjadi pembelajaran bagi anda dan juga saya. Akhir kata, terima kasih telah membaca :)

Sumber : 123 dan 4.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline