matamu kail pancing
merobek padatnya isi tenggorokan dan tak bisa dilepas
malam itu kau memelukku erat
tanpa mengucap kata sebelumnya
lenganmu lengang bagi tubuhku yang tidak ingin bergerak bebas
hangat!!
bahkan lebih hangat dari perapian puncak gunung yang dibuat oleh para pendaki
aroma tubuhmu sampai di batang hidung
menusuk kenangan untuk nanti kuingat
malam menggulung warna merah pada amarah senja sore tadi
"jangan lepaskan pelukku" ucapmu berbisik