Pencoblosan Pilpres 2019 di mancanegara banyak diwarnai kekisruhan. Kebanyakan masalah ketidak-sesuaian data WNI yang punya hak mencoblos dengan data PPLN. Lainnya masalah yang mengemuka adalah Sosialisasi yang tidak memadai yang dilakukan oleh PPLN sehingga banyak WNI tidak dapat menyalurkan Hak Demokrasinya.
Salah satu kekisruhan yang menjadi viral adalah yang terjadi di Sydney Australia. Sosialisasi yang kurang memadai dari PPLN setempat membuat banyak terlambat datang ke TPS. Hal itu juga diperparah proses antri yang tidak memadai sehingga banyak WNI yang lama menunggu di luar gedung tenpat pencoblosan.
Masalah menjadi tak menentu karena waktu pencoblosan sudah akan berakhir yang mana disebabkan Jam sewa gedung oleh PPLN sudah hampir berakhir sementara di luar area TPS masih banyak WNI yang mengantri pencoblosan.
Tiba-tiba ada seorang Pria berwajah Asia datang menghampiri antrian pencoblos dan menyatakan Waktu Pencoblosan sudah berakhir. Tidak bisa mencoblos lagi.
Akhirnya terjadilah kekisruhan. Sebagian warga lalu mengatakan orang itu bukan petugas PPLN. Sebagian lagi menyatakan dia pendukung 01 dan sebagian lagi mengatakan di bukan WNI melainkan WNA.
Kekisruhan ini akhirnya memicu Detiknews mengkonfirmasi kepada Ketua PPLN Sydney. Heranudin sebagai ketua PPLN kemudian membenarkan isu tersebut.
Pria yang viral di video itu memang bukan petugas PPLN dan dia memang WNA. Beginilah kurang lebih penjelasan Ketua PPLN Sydney.
Saat dihubungi, Ketua PPLN Sydney, Heranudin, menjelaskan sosok pria di video tersebut. Dia bukan petugas KPPS melainkan relawan salah satu pasangan calon Pilpres 2019.
"Yang bersangkutan adalah relawan salah satu paslon, kalau tidak salah namanya Samsul Bahri," kata Heranudin, Selasa (16/4/2019).
Heranudin membenarkan bahwa pria itu bukanlah WNI. "Dia sudah teridentifikasi sebagai WNA," tambahnya.
"WNA seharusnya tidak boleh masuk meskipun relawan paslon. Saya sendiri baru tahu Sabtu malam yang bersangkutan sudah menjadi WNA," ujar Heranudin.