Lihat ke Halaman Asli

Eggi Sudjana dan Fadli Zon Kena Skak Berkali-kali di ILC

Diperbarui: 20 Juni 2015   05:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seru sekali ILC yang tadi berlangsung di TV One tanggal 4 juni malam ini.Saya baru sempat menonton di sesi kedua pada saat kedua kubu Capres menyampaikan visi dan misinya. Dan cukup kaget ternyata yang berbicara pada saat itu adalah Eggi Sudjana. Eggi ini memang yang sudah lama dikenal sebagai jaka sembung bawa bayi alias nggak nyambung beibi. Cukup heran rasanya kenapa kubu Prabowo merekrut Eggi Sudjana sebagai tim hukum dari bagian tim suksesnya.

Eggi Sudjana mulai memaparkan visi-misi Prabowo dibidang penegakan hukum dengan kalimat-kalimat yang sangatpanjangyang sepertinya memang berasaldari buku hukum tapi mungkin beberapa buku sekaligus jadinya antara alinea ke alinea tidak ada yang nyambung.

Berbelit-belit dengan kata-kata penegakan hukum harus berdasarkan historis, filosofi dan implementasi tapi diakhiri dengan pernyatan Eggi bahwa Jokowi sudah pasti terlibat dengan kasus Bus Karatan. Eggi dengan emosi mengatakan untunglah tadi siang Udar Pristono tidak/ belum dipenjara karena bila Udar dipenjara dirinya akan berusaha bagaimana caranya agar Jokowi juga dipenjara malam ini juga.

Dan Eggi menutupnya dengan kata-kata bahwa dirinya selama ini selalu mengedepankan moralitas dalam profesinya sebagai pengacara. Eggi pun bersumpah dirinya tidak pernah dan tidak akan menjadi pengacara Koruptor. Eggi lupa bahwa Udar Pristono yang dibelanya kena kasus korupsi.

Setelah Eggi berbicara giliran Ali Ngabalin yang berbicara.Gaya bicara pria bersorban ini meledak-ledak persis gaya bicara Habib Rizieq dari FPI. Menurutnya kubu Prabowo selama ini sudah bersabar menghadapi kampanye hitam.Menurutnya kita semua seharusnya melupakan masa lalu. Kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada tahun 1998 seharusnya dilupakan karena kita sedang menuju Indonesia yang lebih baik.

Tetapi kalau ada yang mau mengungkit-ngungkit kasus HAM 1998,dirinya jugaakan mengungkit-ungkit kasus pelanggaran HAM di zaman Pemerintahan Megawati seperti Meninggalnya Elis Theluay tokoh papua dan Kematian Munir tokoh Kontras. Ali Ngabalin mengatakan dirinya adalah anak tentara yang biasanya lebih nekat daripada tentara.Dia berbicara dengan volume yang sangat keras dan terkesan seperti berusaha menakut-nakuti kubu Jokowi agar tidak mengungkit-ungkit lagi pelanggaran HAM yang berkaitan dengan Prabowo.

Selanjutnya giliran Trimedya Panjaitan yang berbicara. Trimedya langsung mengatakan justru kubu Jokowi yang sangat tabah terhadap kampanye hitam.Dari kubunya tercatat ada 42 serangan ke Jokowi dan JK.Serangan terakhir adalah tabloid Obor yang sudah dicetak 3X dan disebar ke sejumlah masjid dan pesantren di Jawa Timur dan sekitarnya.Dari tim hukum sudah melaporkannya kepada polisi dan Trimedya menunjukkan buktinya/ bukti lapor polisi.

Trimedya juga langsung bertanya kepada Eggi Sujana, Benarkah Eggi Sudjana adalah pengacara dari Udar Pristono dan juga merupakan tim sukses dariPrabowo?Pantes saja teriakan-teriakan untuk menekan Kejagung memeriksa Jokowibegitu kencang. Rupanya Eggi sambil menyelam minum air. Dan satu hal lagi benarkah Eggi tidak pernah membela Koruptor? (Skak buat Eggi Sudjana).

Lebih lanjut Trimedya menceritakan tentang adanya surat Palsu dari Jokowi yang memuat permintaan penangguhan pemeriksaan Kejagung.Gambar surat ini sudah dilacak oleh tim hukum Jokowi dan akhirnya bermuara pada akun Twitter seorang anggota organisasi sayap Gerindra. Terbukti bahwa orang tersebut memang anggota Tidar yang merupakan anak organisasi dari Gerindra. Trimedya sudah melaporkannya kepada polisi dan menunjukkan buktinya. (Skak buat Fadli Zon)

Tapi pembicaraan Trimedya dipotong lagi oleh Eggi Sudjana. Dia meralat bahwa bukan dia pengacara Udar Pristono tetapipengacara-pengacara di Kantor Eggi Sudjana dan Partner. Dan sekali lagi dia bersumpah bahwa selama ini dirinya tidak pernah membela Koruptor.Ini kebetulan Udar Pristono datang ke kantornya dan bersumpah tidak terlibat dengan bus karatan sehingga Eggi merasa kasihan dan membelanya.

Apa iya yang dikatakan Eggi benar, hanya direspon dengan senyum-senyuman dari para audiens yang hadir di ILC tersebut.

Berikutnya giliran kubu Prabowo yang berbicara dimana mereka mengatakan foto Surat Palsu Jokowi itu memang diupload oleh anggota Tidar tetapi dia mengcopy gambar tersebut dari sebuah akun Facebook.Disamping itu tim hukum Prabowo juga sudah melaporkan sebuah akun Twitter bernama SamadAbraham yang selalu men-tweet keburukan-keburukan Prabowo.

Tapi yang dikatakan kubu Prabowo dan Fadli Zon langsung dibantah Trimedya Panjaitan dan Adian Napitupulu. Menurut Trimedaya adalah bohong kalau tim hukum Prabowo sudah melaporkan akun twitter SamadAbraham karena dua hari sebelumnya ketika Trimedya melaporkan Surat Palsu Jokowi bertemu dengan Kabareskrim Polri dan menanyakan apakah tim hukum Prabowo pernah melaporkan akun twitter tersebut, ternyata Kabareskrim Polri mengatakan tidak ada sama sekali laporan dari tim hukum Gerindra. Dan Trimedya mengatakan sebaiknya mulai saat ini jangan lagi melakukan pembohongan public lagi. [Skak kedua buat Fadli Zon dan kawan-kawan).

Begitu juga dengan Adian Napitupulu mengatakan bahwa si pelaku yang menyebarkan Surat Palsu Jokowi mengcopy gambar tersebut dari sebuah akun Facebook itu memang benar. Karena infonya akun Facebook itupun ternyata milik Gerindra.(pukulan sangat telak lagi buat Fadli).

Adian Napitupulu melanjutkan pernyataannya bahwa untuk kasus Bus Karatan dan Kasus Pelanggaran HAM itu berbeda. Kasus Pelanggaran HAM dinyatakan terjadi oleh suatu lembaga nasional yaitu Komnas HAM, sementara keterlibatan Jokowi dalam kasus Bus Karatan itu hanya dinyatakan oleh seseorang dan bukan Lembaga, dan orang tersebut adalah Eggi Sudjana.

Adian menyatakan bahwa dirinya setuju dengan yang dipaparkan Professor J. Sahetapy dengan istilah Forgive but not Forgoten yang artinya memaafkan yang terjadi tetapi tidak akan melupakan bagaimana hal tersebut terjadi.Adian mengingatkan bagaimana keluarga-keluarga 13 orang yang hilang tanpa kabar menanyakan apakah keluarga mereka masih hidup, kalau memang sudah mati dimana kuburnya.

Mendengar begitu Fadli Zon langsung naik pitam danmenyambar microphone.Dia langsung berbicara keras. Dia bertanya kenapa dulu Megawati sewaktu menjadi Capres 2009 tidak mempermasalahkan pelanggaran HAM Prabowo, kenapa baru sekarang dipermasalahkan? Fadli juga membacakan surat keterangan dari Mensesneg tahun 1999 bahwa Menteri Sekertaris Negara menyatakan Prabowo tidak terlibat dengan penculikan. Dan satu lagi, Fadli Zon dengan setengah berteriak mengatakan, Siapa bilang Prabowo dipecat? Prabowo tidak dipecat tetapi diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Habibie. Fadli pun membacakan sebagian dari isi SK Presiden tersebut.

Karena yang dibacakan Fadli hanya setengah dari isi SK Presiden, dari kubu Jokowi Taufik Basari menanyakan alasan Presiden mengeluarkan Surat Tersebut dan langsung dijawab Fadli, tidak ada alasannya. Tidak ada alasan Presiden mengeluarkan Surat tersebut, kata Fadli sambil melotot.

Kemudian Taufik Basari bertanya lagi.Maksudnya adalah apa latar belakangnya hingga dikeluarkannya Surat Presiden tentang Pemberhentian Prabowo ? Apakah ada referensi dari DKP (Dewan Kehormatan Perwira) sebelumnya?

Tetapi Fadli Zon tidak mau dipotong sama sekali bicaranya. Sambil berteriak dia mengatakan tidak ada alasan Presiden mengeluarkan surat tersebut, dan tidak ada hubungannya antara pertimbangan DKP dengan Surat Keputusan Presiden.Jadi maunya kubu Jokowi sebenarnya apa? kata Fadli Zon sambil melotot.

Akhirnya Taufik Basari dan kubu Jokowi hanya tertawa melihat Fadli Zon nyerocos kayak moncong senapan mesin. Fadli Zon memang lucu. Masa iya sebuah SK Presiden dikeluarkan tanpa ada pertimbangan apapun sebelumnya? Apalagi berkaitan dengan pemberhentian tugas seorang Jendral.

Dan acarapun akhirnya di break oleh Karni Ilias.

Sampai disini sayapun mematikan TV sambil membayangkan itu Fadli Zon pernah tidak memikirkan kesan masyarakat terhadap dirinya?

Tak lama kemudian saya menidurkan anak saya dan mulai menulis artikel ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline