Lihat ke Halaman Asli

REVALINA EINJELARIELONAWATI

Seorang Mahasiswa S1 di Universitas Airlangga prodi Biologi

Deforestasi sebagai Bencana Masa Depan

Diperbarui: 19 Juni 2024   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat berlimpah. Kekayaan alam yang Indonesia miliki sangat bermacam -- macam mulai dari tanaman yang sangat beragam, spesies hewan tertentu yang langkah hingga ekosistemnya yang unik dan cantik. Tidak jarang keindahan dan kekayaan alam tersebut menjadi sumber perekonomian negara. Banyak tempat wisata yang memanfaatkan keindahan alamnya sebagai tempat hiburan di Indonesia. Bahkan Indonesia pernah mendapatkan julukan sebagai "paru  - paru dunia". Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki hutan terluas ketiga menurut Forest Watch Indonesia. Terutama di area Kalimantan yang hutan dan ekosistemnya sangat terjaga. Namun, lambat laun julukan itu dapat hilang sewaktu -- waktu karena kondisi hutan di Indonesia yang semakin mengenaskan. Kondisi hutan di Indonesia pada saat ini mengalami deforestasi, yaitu penebangan kayu komersial dalam skala besar.

Deforestasi terjadi disebabkan oleh berbagai faktor dan alasan. Namun, alasan paling umumnya adalah hutan tersebut ditebang atau digunduli untuk pembangunan wilayah baru sebuah perusahaan. Biasanya bisa berupa wilayah industri atau bisa sebagai wilayah Bertani atau berkebun. Menurut Badan Pusat Statistik  deforestasi pada tahun 2021 sebesar 52,80% yang  mencapai 191,96 juta ha. Wilayah yang terdampak paling besar adalah papua yaitu 32,88 juta ha. Hal ini sangat disayangkan karena wilayah wilayah seperti Papua, Kalimantan, dan sekitarnya yang masih alami dan terjaga justru yang paling kaya dan memiliki keanekaragaman hayati yang paling banyak. Hal ini tidak dapat terus terusan dibiarkan, karena akan memiliki dampak buruk yang sangat berpengaruh besar terhadap Indonesia

Kita para generasi muda yang dapat menghentikan dan mengendalikan laju deforestasi hutan -- hutan di Indonesia. Kita bisa melakukan banyak hal untuk mengurangi atau bahkan menghentikan laju deforestasi ini, beberapa hal yang bisa kita lakukan adalah :

1.  Sistem Tebang Pilih

Ini merupakan cara yang lumayan efektif dikarenakan sistem tebang pilih merupakan menebang pohon dengan usia yang cukup atau tua. Hal ini efektif karena dengan menggunakkan cara ini lahwan untuk wilayah perindustrian tetap ada. Namun, tetap menjaga ekosistem hutan tetap baik dan pohon tetap tumbuh

2.  Reboisasi

Solusi ini adalah solusi yang sangat ampuh dalam menghadapi deforestasi. Dimana reboisasi adalah penanaman kembali bibit pohon pada daerah -- daerah yang gundul dan kekurangan pohon. Ini bisa menjadi solusi ampuh karena dengan ditanamnya kembali pohon pada daerah gundul tersebut makan peran pohon akan kembali dan fungsi -- fungsinya akan terpenuhi.

3.  Penggunaan barang -- barang alternative

Penggunaan barang -- barang alternatif disini karena beberapa pohon ditebang karena digunakan untuk membuat barang -- barang yang kita gunakan sehari. Paling banyak dan seringnya adalah untuk tisu dan kertas. Namun, mulai sekarang kita bisa mengganti penggunaan tissue dan kertas ini untuk mengurangi adanya deforestasi ini. Untuk tissue bisa kita gunakan saat keadaan mendesak saja dan lebih memilih menggunakkan kain lap atau sapu tangan. Lalu untuk kertas jika memungkinkan bisa mulai beralih ke catatan digital, atau jika belum memungkinkan bisa diminimalisir penggunaannya

4.  Penyuluhan berbasis media sosial

Kita sebagai generasi muda pasti tidak asing dengan media sosial yang sudah menjadi makanan sehari -- hari dalam keseharian kita. Lewat media sosial tadi kita bisa melakukan penyuluhan secara umum tentang cara pencegahan deforestasi dan cara menanganinya. Kita juga bisa menginformasikan tentang barang -- barang alternatif yang berasal dari kayu, sehingga penggunaan kayu dapat dikurangi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline