TRADISI JAWA SEBAGAI MOMENTUM SUKA CITA MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN
Reva Khoirun Nisa
Masyarakat Indonesia hidup di bumi Nusantara dengan segala perbedaan latar belakang dan kebudayaan yang mencirikan masing-masing daerah dari mana mereka berasal. Khususnya masyarakat pedesaan pastinya memiliki suatu kebudayaan apalagi masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat multikultural. Masyarakat tradisional dikenal dengan kebudayaannya yang masih kental, kebudayaan ini mereka pelajari dari alam, pengalaman kehidupan sosial mereka. Masyarakat tersebut mempunyai tradisi untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan. Pada bulan Ramadhan semua aktivitas kebaikan memperoleh pahala yang akan dilipat gandakan, maka dari itu kita sebagai manusia yang beriman harus meningkatkan iman dan taqwa kita.
Meningkatkan Kualitas Diri Melalui Ibadah Ramadhan
Tidak terasa telah memasuki bulan Ramadhan, bulan yang sangat mulia dan penuh barokah. Disebut bulan mulia bahkan sangat mulia sekali karena pada bulan ini Al-Qur'an diturunkan.
Al-Qur'an merupakan Kalamullah yang mulia, sehingga apapun yang berhubungan denganNya sesuatu itu akan ikut mulia. Maka dari itu, sangat dianjurkan memperbanyak membaca Al-Qur'an pada bulan ini. Hal yang istimewa karena tidak ditemukan pada bulan lain, yaitu shalat Tarawih. Adapun shalat tersebut hukumnya sunnah muakkad tetapi banyak sekali keutamaan shalat Tarawih, beberapa diantaranya yaitu: Diampuni dosanya seperti hari dia di lahirkan dari kandungan, mendapat pahala seperti pahalanya orang membaca Taurat, Injil, Zabur dan Al Qur'an, mendapat pahala seperti ibadahnya Nabi Muhammad SAW, dan masih banyak lagi keutamaan shalat ini.
Ramadhan dan Tradisi yang Dirindukan
Tradisi masyarakat tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungan sosialnya. Tradisi masyarakat sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, budaya, dan agama. Diantaranya Suku Jawa memiliki sistem kepercayaan berupa pandangan hidup yang disebut kejawen. Menurut pandangan hidup kejawen alam dipandang sebagai sistem yang terdiri dari penciptanya, alam semesta dan alam supranatural. Manusia dan makhluk yang ada di dalamnya dipandang sebagai bagian dari sistem atau isi sedangkan alam tempat tinggal dipandang sebagai wadah dan tempat. Pandangan hidup kejawen ini merupakan pandangan yang dipengaruhi oleh unsur-unsur kepercayaan Jawa termasuk Agama Hindu-Budha. Meskipun demikian masyarakat Jawa merupakan masyarakat yang mengedepankan keseimbangan alam dengan sifat religious-mistis. Keseimbangan alam ini, oleh masyarakat jawa dipercaya yang ada di dalamnya.
Kebersamaan dalam Keceriaan Ramadhan
Dalam penyambutan bulan Ramadhan masyarakat Jawa memiliki berbagai tradisi yang saat ini masih dilaksanakan dan dilestarikan yaitu Punggahan dan Pudunan. Terdapat sesuatu kebiasaan Masyarakat Dusun Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, yang masih dipertahankan dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan.. Adapun Tradisi sebelum melaksanakan Ibadah Puasa seperti: Tradisi Punggahan (diambil dari Bahasa Jawa yang artinya kenaikan) yang dilaksanakan sebelum puasa. Setelah itu adanya kebiasaan Tradisi Pudunan (turunan) yang dilakukan pada malam selikuran (21), malam Lailatul Qadar.