Siapa di antara kita yang tidak suka menyantap olahan ayam? Daging ayam menjadi salah satu alasan mengapa produksi ayam di Indonesia meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir, diiringi dengan surplus yang semakin besar. Pertumbuhan produksi ayam ras di Indonesia terus meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan produksi selama lima tahun terakhir sebesar 2,79% per tahun. Produksi daging ayam nasional Indonesia akan mencapai 3,77 juta ton pada tahun 2022, setelah dikurangi 5% limbah daging.
Namun, Daging ayam yang kenyal dan menyegarkan dapat menipu beberapa orang karena tidak semua daging ayam yang kenyal dan menyegarkan memiliki kualitas yang bagus. Daging ayam yang kenyal dan menyegarkan biasanya berasal dari ayam yang sehat dan diberikan pakan yang baik, sehingga ayam yang sehat memiliki kualitas daging yang lebih baik dan lebih mudah untuk diproduksi.
Lalu, bagaimana hal nya dengan ayam segar yang menggunakan pengawet? Tak sedikit dari pedagang ayam yang licik menggunakan pengawet pada daging ayam agar bertahan lama dan dapat dijual berulang kali dengan keadaan segar.
Contoh nya dengan menggunakan formalin. Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri. Karena pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang dan pakaian, Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain, bahan pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Namun larutan formalin ini menyebabkan daya tahan dari daging ayam akan lebih lama. Penggunaan formalin pada daging ayam dapat menyebabkan rasa terbakar, pada mulut dan tenggorokan, jika terhirup sangat berbahaya dalam jangka lama dapat menyebabkan kanker hidung dan penyakit lain nya.
Penggunaan boraks dan asam borat juga dapat membantu daging ayam bertahan dalam jangka waktu yang lama.Boraks adalah bahan tambahan makanan yang dilarang digunakan pada pangan. Penggunaan boraks dan asam borat pada daging ayam dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti keracunan, gangguan fungsi ginjal, dan kanker.
Penggunaan pengawet pada daging ayam ini memang menguntungkan para pedagang, namun akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi orang yang mengkonsumsi nya. Efek nya bisa hingga dalam jangka waktu panjang, baik bagi bayi, balita, anak anak, orang tua, lansia, ibu hamil dan seluruh kalangan lain nya. Seseorang yang mengkonsumsi akan terkena efek berbahaya dan berpotensi penyakit kronis.
Penggunaan pengawet seperti formalin, nitrat, dan nitrit dapat menyebabkan kanker pada tubuh. Formalin, misalnya, dapat memicu kanker hidung dan kanker kolorektal juga. Lain nya, keracunan pada tubuh yang menyebabkan berbagai gejala, seperti sakit kepala, mual, dan muntah. Gangguan fungsi ginjal, seperti keracunan dan gangguan fungsi ginjal, kerusakan DNA dan penyakit lain nya.
Maka dari itu, untuk menghindari efek negatif memakan daging ayam yang menggunakan pengawet, perlu dilakukan penelitian dan pengawasan yang lebih ketat pada penggunaan pengawet. Kita juga harus lebih bijak dan lebih berhati hati dalam membeli daging ayam. Selain itu, perlu dilakukan pengawasan pada kualitas daging ayam dan memastikan bahwa daging ayam yang dikonsumsi adalah daging ayam yang sehat dan tidak menggunakan pengawet yang berbahaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H