Lihat ke Halaman Asli

Anindita RetyaPutri

Penulis Pemula

Mendidik Orang Dewasa Menggunakan Program Life Skill

Diperbarui: 16 Juni 2022   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu karakteristik kedewasaan individu terletak pada tanggung jawabnya. Ketika seseorang sudah mampu memikul tanggung jawabnya, maka ia baru bisa dikatakan dewasa. Ketidaksiapan menerima tanggung jawab ini yang menyebabkan seseorang yang seharusnya sudah dewasa dalam umurnya tersebut menjadi tidak siap, contohnya seperti pengangguran, mengalami kecemasan dan frustasi.  Berdasarkan kenyataan empiris, menunjukkan bahwa tingginya jumlah penggangguran dan kemiskinan yang terjadi di Indonesia disebabkan karena kurangnya kemampuan yang dimiliki masyarakat, dimana kualitas SDA tidak sesuai dengan kemajuan atau perubahan yang terjadi di sector lapangan usaha yang sangat cepat. Pengangguran dan kemiskinan sampai saat ini masih menjadi masalah besar bangsa yang belum terselesaikan. (Megawati, 2012).


Beberapa prinsip-prinsip kunci dari pembelajaran orang dewasa, menurut (Smith* & Bath, 2004) bahwa orang dewasa lebih menyukai lingkungan pembelajaran yang:

  • Aktif, berlandaskan masalah/aktivitas, peserta belajar dapat diajak aktif untuk berpendapat atau berdiskusi dibandingkan dengan suasana yang pasif (misalnya hanya mendengarkan dan menonton)
  • Memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengintegrasikan ide-ide tentang apa yang telah mereka ketahui sebelumnya.
  • Menunjukkan penghargaan kepada mereka sebagai pembelajar individual, dengan memberikan reward pada peserta didik akan meningkatkan motivasi mereka untuk belajar
  • Menghargai pengalaman, pandangan dan kontribusi yang mereka berikan, dengan menghargai pendapat peserta didik akan membuat mereka merasa senang dan semangat dalam belajar
  • Reinforce pembelajaran mereka, dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menerapkan pembelajaran mereka sesegera mungkin.

Pendidikan kecakapan hidup (life skills) sebagai salah satu layanan publik di bidang pendidikan nonformal yang ditujukan untuk membekali warga masyarakat dengan kemampuan yang dapat digunakan secara fungsional untuk memecahkan berbagai persoalan kehidupan sehari-hari. Relevansi pendidikan kecakapan hidup dengan kondisi empiris masyarakat di Indonesia saat ini cukup besar. Pendidikan nonformal merupakan solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut. Salah satu unsur dalam pendidikan nonformal adalah pendidikan kecakapan hidup (life skill), inti dari pendidikan life skill ini adalah pembelajaran pada peserta didik dengan mengutamakan aspek keterampilan yang dapat dipakai sebagai penunjang dan pegangan hidup bagi mereka. Disinilah peran institusi Pendidikan Non Formal (PNF) seperti Sanggar Kegitan Belajar (SKB) untuk mengajak masyarakat belajar kecakapan kejuruan/keterampilan serta kecakapan berwirausaha. Dengan program Pendidikan life skill seperti pertukangan kayu, menjahit, sablon, computer dan lain-lain.

Diharapkan dengan masalah pengangguran dan kemiskinan yang dihadapi masyarakat dapat dicarikan solusinya melalui program Pendidikan nonformal yang ada dalam institusi Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).

Sumber :

Megawati, A. (2012). Penerapan Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa(Andragogy) Pada Program Life Skill Di Skb Kabupaten Pati. Journal of Non Formal Education and Community Empowerment, 1(1), 55–60.

Smith*, C., & Bath, D. (2004). Evaluation of a university‐wide strategy providing staff development for tutors: effectiveness, relevance and local impact. Mentoring & Tutoring: Partnership in Learning, 12(1), 107–122.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline