Lihat ke Halaman Asli

Retty Hakim

Senang belajar dan berbagi

Hari Museum Internasional di Tengah Pandemi Corona

Diperbarui: 18 Mei 2021   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar tur virtual Museum Nasional Indonesia, Selasa (7/4/2020).(kompas.com/Nabilla Ramadhian)

Pandemi covid-19 membuat cukup banyak museum besar di dunia membuka kesempatan untuk berkunjung secara virtual. Siapapun, dari mana saja asalnya, bisa menikmati sekilas pemandangan di dalam museum tersebut. 

Hari ini, saya merayakan Hari Museum Internasional dengan mengikuti dua acara daring. Acara pertama adalah Sesi Tanya Museum Nasional bersama Edukator membicarakan "Program Publik di Museum Nasional". 

Sementara, acara kedua adalah Belajar Lewat Daring Bersama Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Perbincangan di kedua ruang virtual ini sangat menarik. 

Di Museum Nasional, titik berat pembicaraan lebih kepada peran edukator museum dalam menyampaikan layanan edukasi, pengembangan kemitraan dan promosi kegiatan museum agar dapat menarik minat dan perhatian publik untuk mengenal dan berkunjung ke museum. 

Yang menarik, minat berkunjung dalam acara Kunjungan Daring Museum Nasional mendapat cukup banyak kunjungan publik dari daerah. "Cukup banyak peserta dari luar DKI," tutur Huriyati, salah seorang pembicara. 

Ketika museum bisa hadir secara virtual dalam masa pandemi covid-19 (foto: Retty)

Suatu kesempatan langka, yang belum tentu bisa diperoleh, bila museum tidak membuka diri secara virtual. Kegiatan pemanduan daring melalui aplikasi zoom ini rupanya dipersiapkan dengan tema berbeda dalam enam kali hari Selasa dan Rabu sampai sebelum libur Idul Fitri nanti.

Cukup banyak ragam kegiatan di Museum Nasional yang dibahas, termasuk kegiatan untuk program disabilitas yang sementara pandemi ini ikut terdampak. Penekanan kegiatan museum yang berusaha melibatkan publik di luar kunjungan pelajar sekolah memang patut diapresiasi. 

Museum di Indonesia belum menjadi bagian gaya hidup. Karena itu kehadiran mitra-mitra museum yang mampu membawa museum untuk hadir di masa kini sangat penting artinya.

Keinginan orang Indonesia untuk mengunjungi museum memang belum terlalu tinggi. Hal ini berbeda dengan di luar negeri. Menurut berita di CNN, New York's Metropolitan Museum of Art diperkirakan merugi hampir 100 juta dolar sejak ditutup bagi pengunjung per 13 Maret 2020. Bahkan, masih dari berita CNN, menurut American Alliance of Museums, museum-museum di Amerika bila digabungkan merugi hampir 33 juta dolar per hari. 

Cukup banyak museum kecil dan galeri yang akhirnya ditutup karena pandemi ini. Bayangkan, museum di Indonesia, tanpa kejadian pandemi covid-19 saja boleh jadi setiap hari harus berjuang untuk bisa tetap hidup. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline