Generasi penerus bangsa yang berkualitas dilahirkan melalui pendidikan yang berkualitas. Pendidikan adalah usaha manusia dalam mengembangkan dirinya tidak hanya untuk memiliki kecerdasan intelektual saja namun juga cara berfikir secara ilmiah serta menumbuhkan spiritualitasnya (Alfiani & Saniah, 2023). Pendidikan juga dapat diartikan sebagai sebuah upaya dalam membentuk perkembangan peserta didik ke arah pola yang lebih baik dan berani dalam menyambut masa depan. Oleh karena itu diperlukan cara-cara khusus untuk membantu perubahan pendidikan ke arah yang lebih baik.
Salah satu yang dapat dilakukan oleh Guru untuk mencapai tujuan pembelajaran ialah dengan memotivasi peserta didik. Karena motivasi memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik harus mempunyai motivasi dalam belajar. Motivasi belajar peserta didik berasal dari dalam diri dan dari luar diri peserta didik. Adanya semangat untuk mencapai tujuan maupun prestasi dalam belajar yang tumbuh dari kesadaran diri peserta didik merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri peserta didik muncul akibat adanya rangsangan-rangsangan dari luar yang dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik. Oleh karena itu, seorang guru yang menjadi motivator peserta didik harus mampu menciptakan dan menumukan strategi yang tepat agar dapat mendorong peserta didik dalam meningkatkan motivasi belajarnya.
Untuk mendorong tumbuhnya kesadaran belajar dalam diri peserta didik perlu adanya rangsangan dari luar diri peserta didik. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik diantaranya dapat dilakukan dengan pemberian penguatan berupa reward (hadiah) maupun punishment (hukuman). Pemberian hadiah dan hukuma ini merupakan strategi pemvbelajaran yang bertujuan untuk merangsang peserta didik sehingga dapat termotivasi untuk belajar. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh besar dari pemberian reward dan punishment terhadap peningkatan motivasi belajar siswa.
Tugas seorang guru bukan hanya mengajar saja, melainkan juga mendidik para peserta didik. Bukan hanya sekedar mendorong peserta didik untuk semangat dalam belajar sampai bisa memberikan prestasi bagi sekolah. Namun, seorang guru harus menunjukkan contoh nyata untuk para peserta didik tentang bagaimana cara bersikap, bertutur kata, dan berperilaku sesuai dengan aturan yang dijadikan dasar untuk membangun etika, moral dan akhlak yang baik agar menciptakan peserta didik yang berkarakter.
Reward berasal dari bahasa inggris yang memiliki arti hadiah, ganjaran. Reward berarti memberikan sesuatu yang dianggap positif sebagai respon dari perilaku maupun pencapaian tertentu. Pemberian reward bertujuan untuk meningkatkan maupun memperkuat suatu perilaku yang diiingkan. Pemberian reward dalam pendidikan dapat berbentuk verbal maupun non verbal. Reward verbal biasanya berupa pujian maupun doa dari guru sedangkan reward non verbal dapat berupa hadiah materi (uang, buku, sepatu, dsb), sertifikat, piagam, hak istimewa, dan lain-lain. Dalam pemberian reward terdapat hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah memastikan bahwa pemberian reward sesuai dengan pencapaian peserta didik. Dengan memberikan reward diharapkan dapat memberikan dampak positif sehingga mampu mendorong peserta didik untuk aktif, terus berusaha, mempunyai perilaku yang positif, dan belajar dengan lebih giat.
Contoh dari penerapan pemberian reward yaitu ketika peserta didik mampu menjawab quiz dengan benar, maka guru akan memberikan reward berupa pujian maupun hadiah material seperti pensil, buku, atau barang yang dapat mendukung peserta didik dalam belajar. Dengan memberikan reward maka akan membuat peserta didik untuk semakin semangat dalam belajar agar di quiz selanjutnya dia mendapatkan hadiah lagi. Bagi peserta didik lain hal tersebut juga akan mendorong mereka untuk semakin giat belajar supaya pada quiz berikutnya mereka juga bisa menjawab pertanyaan.
Sedangkan punishment berasal dari bahasa inggris yang artinya hukuman. Hukuman dalam pendidikan dimaksudkan untuk merespon perilaku maupun tindakan melanggar aturan yang tidak diharapkan berupa konsekuensi negatif. Pemberian hukuman bertujuan untuk melemahkan maupun menghilangkan perilaku yang tidak di harapkan. Dalam pendidikan pemberian punishment dapat berupa teguran, bentakan, muka masam guru, penghapusan kegiatan yang peserta didik sukai, tugas tambahan, ataupun pengurangan poin. Dari pemberian hukuman ini peserta didik akan mendapatkan pengalaman tidak menyenangkan yang selaras dengan tindakan peserta didik tersebut sehingga perilaku yang tidak diharapkan dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Dalam memberikan hukuman perlu diperhatikan bahwa hukuma harus sepadan dengan apa yang dilakukan peserta didik dan perlu pemahaman secara individual terhadap peserta didik.
Sebagai contoh pemberian hukuman yang tepat adalah ketika peserta didik mencontek temannya, maka guru memanggil namanya dengan keras dan meminta peserta didik untuk duduk di depan meja guru. Hal tersebut juga merupakan hukuman bagi siswa. Tidak perlu memberikan hukuman fisik untuk mengubah periklaku siswa. Dengan memberikan hukuman yang seperti contoh itu sudah dapat membuat peserta didik jera dan tidak akan mengulangi lagi hal tersebut.
Penerapan reward dan punishment akan efektif apabila penerapannya tepat dan sesuai. Terlalu sering memberikan reward dan punishment juga tidak akan membuat stratgei tersebut efektif, karena akan menjadikan kebiasaan yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu, hal ini perlu diperhatikan oleh para guru dalam penerapan strategi pemberian reward dan punishment. Ditakutkan nantinya peserta didik semangat dan disiplin dalam belajar hanya jika mendapatkan hadiah dari guru, namun jika tidak diberikan hadiah peserta didik menjadi malas belajar. Guru dapat memberikan reward secara spontan setelah peserta didik menunjukkan hasil kerjanya, jadi guru tidak memberitahukan di awal kepada peserta didik jika akan memberikan hadiah. Jika seperti itu, maka peserta didik yang mendapatkan hadiah akan merasa bangga atas pencapaiannya. Hal itu juga akan mendorong peserta didik lain untuk semangat belajar agar mempunyai prestasi belajar.
Dalam memberikan hukuman guru juga harus memperhatikan bentuk-bentuk hukuman serta efeknya bagi peserta didik, guru perlu membuat level hukuman yang tepat dan proporsional. Alangkah lebih baiknya untuk menghindari pemberian hukuman fisik bagi siswa, masih banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk membuat peserta didik tidak mengulangi perbuatannya lagi. Setelah hukam selesai dan peserta didik meunjukkan perubahan perilaku maka guru harus memberikan apresiasi untuk memperkuat perubahan tingkah lakunya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian reward dan punishment dapat digunakan oleh guru sebagai bentuk penguatan dalam mendidik peserta didik. Pemberian reward dilakukan kepada peserta didik dengan memberikan hadiah atas perilaku positif yang dilakukan oleh peserta didik. Dengan memberikan reward diharapkan peserta didik lebih giat lagi dalam berusaha dan berbuat baik. Pemberian punishment dilakukan apabila peserta didik melakukan pelanggaran atau menunjukkan perilaku yang tidak diharapkan. Dengan memberikan punishment peserta didik akan menyesali tindakan yang dilakukan dan diharapkan peserta didik dapat menghilangkan periku negatif tersebut.
DAFTAR RUJUKAN