Lihat ke Halaman Asli

Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Berbasis Ramah Lingkungan ala Desa Bahoi - Likupang

Diperbarui: 24 Februari 2022   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Bahoi | Sumber Johan Suji Vlog

Likupang, sebuah Peninsula cantik di ujung Minahasa Utara yang dijadikan  Destinasi Super Prioritas  oleh Kemenparekraf, bersanding dengan Danau Toba, Candi  Borobudur, Lombok-Mandalika, dan Labuhan Bajo.

Mengusung jargon Wonderful Indonesia, DSP Likupang menawarkan  paket lengkap surga baru bagi pecinta wisata bahari, pegiat wisata budaya dan penikmat ekowisata baik  wisatawan lokal, maupun mancanegara.

Upaya untuk mengembangkan pariwisata di Likupang mendapat dukungan penuh dari pemerintah khususnya dalam penyediaan insfrastruktur yang menunjang kemudahan akses. Pembuatan jalan tol Manado -- Bitung- Likupang yang telah rampung, digadang mampu mempercepat waktu tempuh para pelancong dari Manado ke Likupang yang biasanya dicapai dalam waktu 1,5 jam menjadi 40 menit saja.

Bagaimana, sudah mulai melirik Likupang untuk liburan selanjutnya?

Desa Bahoi, Daerah Perlindungan Laut dan Desa Ekowisata

Desa Bahoi, sebuah desa di wilayah Likupang Barat yang dapat menjadi tujuan pertamamu ketika memasuki daerah Likupang. Desa ini dulunya merupakan kampung nelayan biasa yang dihuni masyarakat keturunan Suku Sangihe.

Tahun 1999, nelayan di daerah Desa Bahoi gemar mencari ikan dengan menggunakan bom dan racun, serta menebang pohon mangrove yang berakibat rusaknya ekosistem laut di daerah Desa Bahoi. Hal ini menimbulkan keprihatinan dikalangan LSM pegiat lingkungan, sehingga dicanangkanlah Coastal Resources Management Project (CRMP), yang kini menjadi cikal bakal Daerah Perlindungan Laut (DPL) di Desa Bahoi.

Program DPL bertujuan untuk memperjuangkan perlindungan sumber daya kelautan dan perikanan di Desa Bahoi melalui pelarangan kegiatan masyarakat di area yang sudah ditetapkan.

Setelah pembentukan DPL, praktik perusakan lingkungan teratasi, termasuk penebangan mangrove secara illegal. Puncaknya, tahun 2011 Bahoi diganjar penghargaan Adi Bakti Mina Bahari, dan kini Bahoi didapuk sebagai sebuah desa ekowisata karena kondisi lingkungannya dengan 8 jenis vegetasi mangrove yang tumbuh subur pada 28 hektar kawasan ini.

Selain vegetasi mangrove, pengunjung juga dapat menjumpai Raja Udang, Merpati, Sun Bird, Burung Elang dan  Jalak yang menjadi penghuni hutan mangrove Desa Bahoi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline