Lihat ke Halaman Asli

Self Safety Induction, Upaya Preventif Untuk Menghadapi Keadaan Darurat di Tempat Umum

Diperbarui: 19 Januari 2021   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Titik Kumpul | Dokumen Pribadi

Selamat datang di PT. ABCD, sekarang Anda berada di ruang meeting yang terletak di lantai  5. Ruangan ini terdiri dari satu pintu yang berada tepat dibelakang meja pertemuan, serta dilengkapi dengan Alat Pemadam Api Ringan yang terletak di pojok kiri sebelah pintu masuk. Apabila terjadi keadaan darurat seperti kebakaran, ledakan dan gempa bumi, alarm akan dibunyikan dan petugas tanggap darurat akan memandu jalannya evakuasi melalui tangga emergency yang terletak di sebelah kiri pintu keluar

Sepenggal paragraf diatas biasa disajikan ketika pertama kali masuk di perusahaan, proyek atau tempat kerja yang sudah menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Sayang nya, belum semua tempat kerja menerapkannya dan paham akan risiko celaka yang mungkin bisa menimpa penghuninya sewaktu-waktu. Kurangnya pemahaman menjadikan minim sekali sosialisasi terkait keadaan tanggap darurat, khususnya pada masyarakat yang ada di tempat umum (Mall, Pasar, Sekolah dsb).

Safety Induction merupakan upaya pengenalan suatu tempat yang dilakukan oleh pengelola agar penghuni sadar dan paham akan potensi celaka yang terus mengintai setiap waktu. Diharapkan penghuni mampu melakukan tindakan preventif dan tahu langkah yang harus diambil ketika terjadi keadaan darurat.

Self safety induction sendiri merupakan tindakan mandiri yang dilakukan personal, dalam mengenali suatu tempat beserta potensi bahaya, cara pencegahannya dan langkah yang dilakukan ketika terjadi keadaan darurat.

Seorang individu sudah dibekali kemampuan untuk mengenali bahaya yang ada disekitar lewat sense yang dimiliki. Tanpa kita sadari, sebenarnya Safety Induction ini sering kita praktikkan dalam kegiatan sehari-hari.

Misalnya dilingkungan sekolah, kabel instalasi yang terbuka dapat menimbulkan konsleting. Panas yang timbul dari konsleting menghasilkan percikan yang dapat dengan mudah merembet. Jika ada bahan bakar yang ada disekitarnya dan sudah mencapai titik nyala maka terciptalah api.  Api yang besar dan sifatnya merusak disebut kebakaran.

Jika penghuni paham akan risiko kabel yang terbuka bisa menimbulkan kebakaran, kemungkinan yang akan dia lakukan:

Pertama, dia akan memberitahu petugas yang berwenang untuk memperbaiki kabel.

Kedua, dia akan memberitahu orang-orang disekitarnya bila terdapat kabel yang terbuka.

Ketiga, dia akan lebih waspada ketika muncul nyala api yang ada disekitarnya.

Keempat, dia akan berfikir bagaimana cara menyelamatkan diri apabila terjadi kebakaran.

Bagaimana? Sudah mulai menganalisa potensi celaka apa yang mungkin terjadi di sekitar kalian?

Berikut contoh sarana tanggap darurat yang setidaknya harus diketahui ketika berada di suatu tempat, agar selamat saat terjadi keadaan darurat:

  • Denah dan Akses  Keluar

Kalau kalian berada di dalam suatu  gedung  baik mall, hotel, sekolah atau tempat umum yag lain biasanya akan dijumpai denah yang merepresentasikan posisi tempatmu berdiri.

Hal ini sangat membantu untuk mengetahui dimana letak pintu keluar berada. Jangan sampai salah arah dan justru semakin meringsek kedalam saat keadaan darurat terjadi. Tim evakuasi akan kesusahan untuk mencarimu.

Bagaimana jika berada di gedung yang tidak memiliki denah? Tanya pusat informasi, satpam atau tanya Google dong (gitu aja ko repot.....). 

Tetapi kalau mau repot, anda dapat menggunakan intuisi anda untuk membuat denah anda sendiri, dengan mengingat simbol yang mencolok. 

Misal anda berada di mall bertingkat, letak pintu keluar berseberangan dengan toko X yang memasang foto artis HJP yang besar, dan disamping kedai Y. Jika dari lantai 3, yang terlihat hanya foto artis HJP, maka anda hanya harus turun kelantai satu dan berjalan kearah berlawanan dari foto HJP. Selesai (Maaf)

Sudah, cobalah menggunakan cara yang paling mudah untuk mencari tahu denah dan akses keluar.

  • Letak Alat Pemadam Api

Pemadam api ini dapat berupa Fire Hydrant atau APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Di tempat yang memiliki potensi bahaya kebakaran, mengetahui letak alat ini dapat mencegah terjadinya kobaran api.

Kurangya sosialisasi tentang tata cara penggunaan APAR sering kali menjadi kendala yang menyebabkan nyala api semakin besar. Selain itu, pemeriksaan pada alat pemadam api yang tidak rutin mengakibatkan kegagalan pengoperasiannya.

Contoh masalah yang timbul ketika tidak dilakukan pemeriksaan alat pemadam api, APAR yang sudah kadaluarsa tidak bisa mengeluarkan chemical substance ketika digunakan, jarum pada manomater sudah mengarah ke garis merah yang artinya tekanan pada APAR sudah rendah, kunci pengait diikat dengan kawat bendrat sehingga menyulitkan pengguna ketika akan disemprotkan dsb.

Maka, selain tahu letaknya kita juga harus tahu cara penggunaan dan perawatannya.

  • Akses Tangga Darurat

Pada saat terjadi keadaan darurat semisal kebakaran atau gempa bumi, menggunakan lift bukanlah tindakan yang bijak. Sebab, jika terjadi keadaan darurat  secara prosedur aliran listrik akan langsung dimatikan, otomatis lift berhenti beroperasi. Jika tetap memaksa, justru akan membahayakan nyawa pemakainya sendiri.

Salah satu trik ketika menggunakan tangga darurat, baiknya kita berjalan didekat tembok dan menghindari memegang handrail. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi risiko handrail terlepas karena tidak kuat menahan beban. (Sumber)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline